Hal tak terduga dalam hidup bisa menimpa siapa saja. Karena alasan itulah sangat penting bagi semua orang untuk terlindungi asuransi, termasuk generasi millenial. Usia yang masih produktif dan kondisi fisik yang masih stabil tak seharusnya membuat millenial abai akan pentingnya memiliki asuransi jiwa atau asuransi kesehatan.
Seperti sudah diketahui, keberadaan asuransi akan melindungi setiap orang dari risiko yang paling tak terduga. Asuransi kesehatan, misalnya, akan membuat siklus keuangan tetap aman walaupun tiba-tiba jatuh sakit dan harus menjalani rawat inap.
Sebagai generasi yang punya akses seluas-luasnya terhadap asuransi, seharusnya tak sulit bagi millenial untuk mengetahui asuransi kesehatan terbaik yang cocok bagi dirinya. Tak sulit juga menemukan banyak referensi penting terkait manfaatnya.
Asuransi jiwa terbaik juga seharusnya menjadi produk yang banyak dilirik karena bisa sekaligus dimanfaatkan sebagai investasi. Sayangnya kenyataan di lapangan tidak demikian.
Data dari Nielsen Globat tahun 2015 menyebutkan bahwa generasi millenial adalah yang paling sedikit tersentuh oleh asuransi. Data dari Nielsen kemudian didukung oleh temuan survey yang dilakukan oleh Asosiasi Asuransi jiwa Indonesia (AAJI) di tahun berikutnya.
Data dari AAJI menyebutkan bahwa 67% millenial sudah mengenal produk yang berhubungan dengan asuransi dan produk perbankan. Sayangnya dari angka setinggi itu, hanya 6 hingga 7% saja yang sudah tergerak untuk memiliki asuransi.
Mengingat akses yang mudah ke berbagai informasi terkait asuransi dan tingkat pendidikan yang cukup baik, fakta bahwa banyak millenial yang tak terlindungi asuransi memang cukup mengherankan. Tapi hal tersebut kemudian jadi tak terlalu mengherankan jika coba mengulik tentang gaya hidup rata-rata kaum millenial.
Jadi, apa sajakah yang sebenarnya membuat generasi millenial ini terkesan ogah-ogahan untuk memiliki asuransi? Berikut penjabarannya untuk Anda:
Kebanyakan generasi millenial memang gemar menjalani gaya hidup yang konsumtif. Salah satu contoh gaya hidup konsumtif tersebut adalah menghabiskan waktu untuk nongkrong di café bersama teman-teman. Sekali nongkrong saja uang yang dikeluarkan bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Gaya hidup konsumtif millennials ini diperparah dengan semakin populernya berbagai minuman bertopping boba. Banyak orang yang kemudian berlomba-lomba untuk mencicipi semua brand boba yang ada.
Pengeluaran yang lebih besar lagi biasanya dialokasikan generasi millenial untuk memenuhi selera fashionnya. Banyak dari mereka yang tak ragu mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk baju, sepatu, dan tas.
Kebiasaan-kebiasaan di atas membuat anak-anak muda cenderung abai pada pentingnya kepemilikan asuransi. Pasalnya iuran asuransi akan mebuat jatah jajan jadi berkurang.
Alasan yang satu ini tak jauh beda dengan alasan di poin pertama, yakni terkait gaya hidup. Tak sedikit generasi millennials yang rela menghabiskan banyak uang demi mendapat eksistensi di dunia maya seperti twitter dan Instagram.
Generasi millennials perlu menghindari perilaku seperti ini. Akan jauh lebih baik jika uang tersebut dialokasikan untuk membeli asuransi. Manfaat yang diperoleh dari proteksi ini bersifat jangka panjang, berbeda dengan eksistensi yang hanya sementara dan tidak memberikan perlindungan apa-apa, baik bagi diri sendiri maupun keluarga.
Ternyata kemudahan mendapat asuransi memiliki kerugian tersendiri jika kita tak pandai-pandai menyaringnya. Saat ini di internet bisa dengan mudah ditemukan informasi-informasi yang keliru, termasuk soal asuransi.
Besar kemungkinan informasi yang keliru tersebut membuat generasi millenial enggan memiliki asuransi. Salah satu contohnya adalah informasi mengenai risiko dari asuransi yang lebih mudah ditemukan ketimbang manfaat yang bisa diperoleh.
Asuransi jiwa unit link yang berbasis investasi, misalnya, banyak orang yang kemudian lebih fokus pada risiko kerugiannya ketimbang manfaat yang nantinya bisa diperoleh oleh ahli waris. Padahal jika dipelajari dengan seksama, asuransi jiwa dan asuransi kesehatan keluarga sangat penting untuk dimiliki.
Mempersiapkan asuransi kesehatan terbaik dan asuransi jiwa terbaik berarti peduli pada masa depan. Siapkan perlindungan sedini mungkin agar manfaatnya bisa dirasakan dengan maksimal.
Kini banyak produk asuransi yang bisa sekaligus digunakan sebagai asset investasi. Hal itu bisa menjadi motivasi lebih untuk membeli asuransi seandainya generasi millennials telah paham betul akan pentingnya memiliki investasi sejak muda.
Sayangnya kesadaran untuk memliki investasi sama rendahnya dengan kesadaran untuk memiliki asuransi. Hal itu terbukti dengan rendahnya angka kepemilikan asuransi jiwa berbasis unit link. Jenis asuransi tersebut justru banyak dimiliki oleh orang-orang di luar generasi millenial.
Baca Juga: Sayangi Tubuhmu, Begini Pentingnya Punya Asuransi Penyakit Kritis
Keengganan memiliki asuransi karena alasan tingginya risiko seharusnya tak perlu terjadi jika setiap generasi millennials memiliki manajemen risiko yang baik. Contoh manajemen risiko yang baik adalah memilih asuransi yang mudah diklaim dan menyediakan dana darurat.
Selama ini kesulitan klaim memang menjadi isu yang selalu dibahas bila berkenaan dengan asuransi. Kesulitan klaim ini bisa mengacaukan rencana keuangan, sehingga sangat penting untuk memilih asuransi yang bebas dari risiko ini. Sementara keberadaan dana darurat akan menjadi back up jika terjadi hal-hal di luar sana. Berbekal manajemen risiko yang baik ini, generasi millenial seharusnya tak lagi takut untuk memiliki asuransi.
Banyaknya jenis asuransi yang ditawarkan sangat mungkin membuat generasi millennials dan juga kelompok masyarakat lainnya kebingungan saat memilih. Memilih jenis asuransi memang tak boleh sembarangan. Jika salah pilih bisa jadi manfaatnya malah tak terasa karena tak sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Berikut adalah cara yang bisa diikuti agar Anda tidak salah pilih:
Dewasa ini mulai dari kesehatan diri sendiri, rumah, kendaraan, dan banyak hal lainnya bisa diasuransikan. Namun tak semua orang cukup beruntung untuk mengasuransikan semuanya. Jika sudah begitu, maka dibutuhkan kemampuan untuk menentukan skala prioritas mana yang lebih penting untuk diproteksi.
Dalam banyak kasus asuransi kesehatan keluarga hampir selalu jadi yang paling utama. Jika kebutuhan tersebut sudah terpenuhi maka secara perlahan Anda perlu memastikan semua asset penting yang dipunya sudah terproteksi.
Hal berikutnya yang harus dilakukan saat memilih asuransi adalah dengan mengenali kondisi finansial sendiri sebaik mungkin. Jika sudah begini Anda jadi tahu dengan pasti produk asuransi seperti apa yang mampu dimiliki.
Sebagai contoh cobalah bandingkan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Keduanya memiliki manfaat yang berbeda dan tentunya harga yang berbeda pula. Jika Anda gamang memilih di antara keduanya, coba perhitungkan kemampuan finansial dalam membayar premi setiap bulannya.
Jangan ragu untuk membandingkan antara beberapa produk asuransi yang Anda incar. Pertimbangkan manfaat, harga, dan tentu saja kesesuaiannya dengan kebutuhan Anda. Dengan membandingkan produk tersebut Anda bisa semakin mantap dalam memilih produk asuransi.
Setelah menjatuhkan pilihan produk jangan lupa untuk memilih perusahaan dengan kredibilitas yang baik. PFI Mega Life bisa menjadi pilihan yang tepat untuk Anda. Perusahaan ini memiliki cukup banyak produk yang siap melindungi semua mimpi dan rencana masa depan Anda.
Jika Anda masih bingung, jangan ragu untuk berdiskusi dengan tim dari PFI Mega Life. Berapapun usia Anda, apapun profesi Anda, tim dari PFI Mega Life selalu siap memberikan pelayanan terbaik.
Baca Juga: Risiko Kecelakaan Tinggi, Seberapa Pentingnya Punya Asuransi Kendaraan?