Tidak ada yang tahu kapan penyakit akan datang menyerang. Kadang, penyakit tetap datang meskipun seseorang merasa telah sangat menjaga kesehatannya. Penyakit memang tak selalu bisa dihindari jika penyebabnya adalah faktor di luar diri kita.
Beberapa penyakit dikenal sebagai penyakit musiman. Musim hujan, misalnya, menjadi waktu ideal untuk berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti yang merupakan penyebab DBD. Tak heran jika pada musim hujan jumlah penderita DBD akan meningkat tajam.
Ada sebuah kebiasaan buruk yang sulit dihilangkan dari sebagian besar orang Indonesia. Kebiasaan tersebut adalah tak segera memeriksakan diri ke dokter ketika merasa sakit. Obat warung dan obat-obatan tradisional masih sering dijadikan pilihan pertama.
Hal tersebut memang tak selalu salah. Tapi pada beberapa penyakit menunda untuk memeriksakan diri ke dokter justru bisa berbahaya. Penyakit-penyakit tersebut juga mungkin akan membuat penderitanya perlu menjalani rawat inap selama beberapa hari di rumah sakit.
Rawat inap adalah bagian dari proses pengobatan yang membuat seseorang harus menginap di rumah sakit dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya ialah agar pasien mendapatkan pengawasan yang lebih baik. Dokter mungkin akan menyarankan rawat inap agar kondisi pasien bisa benar-benar diobservasi.
Hasil observasi akan digunakan dokter untuk memutuskan tindakan medis seperti apa yang harus dilakukan pada pasien. Selain itu, rawat inap juga diperuntukkan bagi pasien dengan kondisi tertentu yang membuatnya perlu menggunakan alat penunjang. Sementara alat-alat penunjang itu harus digunakan dalam pengawasan ahlinya.
Sayangnya tak semua orang paham kapan harus memutuskan datang ke rumah sakit dan menyetujui rawat inap. Tak sedikit pula kasus seseorang menolak untuk dirawat inap. Alasan utamanya selalu berkaitan dengan ketiadaan biaya dan asuransi yang mendukung.
Memang tak bisa dipungkiri bahwa ongkos kesehatan di Indonesia tidak murah. Jika harus melakukan rawat inap tanpa asuransi, pasti pasien harus merogoh kocek dengan sangat dalam. Uang yang tak sedikit akan diperlukan untuk membayar biaya rumah sakit dan segala macam biaya lain yang sering kali tak terduga.
Tapi, jika Anda sudah ada dalam kondisi di bawah ini, Anda tak bisa lagi menghindari anjuran untuk rawat inap:
Jika penyakit yang diderita adalah penyakit yang menular maka seorang pasien harus menjalani rawat inap. Biasanya perawatan akan dilakukan di ruang isolasi agar penyakit tak menular ke pasien lainnya. Lamanya isolasi bergantung pada kondisi pasien secara keseluruhan.
Ada kondisi kesehatan tertentu ketika sakit yang membuat seseorang memerlukan bantuan alat medis. Contohnya adalah mereka yang perlu menggunakan ventilator agar fungsi pernapasannya bisa berlangsung dengan normal.
Jika terjadi kondisi seperti di atas, maka mau tak mau seseorang harus menjalani rawat inap. Tenaga medis yang ada di rumah sakit akan mengawasi penggunaan alat-alat medis. Tenaga medis itu juga yang akan menentukan kapan seseorang bisa berhenti menggunakan peralatan tersebut.
Vasoaktif adalah zat kimia yang berfungsi menjaga tekanan darah tetap stabil. Vasoaktif biasanya diberikan melalui infus. Pada pasien dengan penyakit tertentu pemberian vasoaktif ini mungkin dibutuhkan dalam waktu berhari-hari sehingga pasien perlu untuk dirawat inap.
Penderita penyakit kritis seperti jantung, kanker, dan lain-lain wajib menjalani rawat inap. Dirawat di rumah sakit memastikan pasien akan langsung dapat penanganan yang tepat ketika terjadi kondisi yang kritis.
Biaya yang dikeluarkan untuk perawatan penyakit kritis memang lebih mahal. Itulah mengapa sudah cukup banyak masyarakat yang mulai sadar pentingnya punya asuransi rawat inap dan asuransi penyakit kritis.
Baca juga: Manfaat Asuransi Penyakit Kritis
Banyak sekali penyakit yang membuat penderitanya wajib dirawat di rumah sakit. Berikut adalah 3 penyakit yang cukup banyak membuat orang Indonesia menjalani rawat inap:
Seperti sudah disebutkan di bagian awal tulisan, DBD bisa dikatakan sebagai penyakit musiman. Jumlah penderitanya cenderung meningkat ketika memasuki musim hujan. Pasien-pasien tersebut memenuhi rumah hampir semua rumah sakit di Indonesia.
DBD sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan bisa menular. Beberapa daerah bahkan terpaksa menjadikan wabah dan penyebab DBD sebagai kejadian luar biasa. Wilayah di Indonesia dengan angka penderita DBD terbanyak tahun 2018 adalah:
Angka kematian akibat DBD sudah dikatakan tinggi jika lebih dari 1% dari total penderita di wilayah tersebut. Kematian bisa terjadi akibat kondisi pasien yang terlalu lemah, atau bisa juga disebabkan karena penanganan yang terlambat dan kurang tepat.
Baca juga: Gejala DBD Yang Perlu Diwaspadai
Walaupun kehadiran musim memang tak bisa dikendalikan, tapi risiko terkena DBD sebetulnya bisa diminimalisir. Caranya adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan. Kuras bak mandi setiap dua minggu sekali. Lalu jangan biarkan ada genangan air di sekitar lingkungan ada karena akan jadi tempat nyamuk berkembang biak.
Selain DBD, tipes adalah salah satu penyakit yang juga cukup banyak menyebabkan orang Indonesia dirawat di rumah sakit. Penyakit ini disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat, terutama terkait masalah makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Penyakit ini banyak menyerang di Indonesia karena masih banyak orang Indonesia yang kurang memperhatikan pola hidup sehat. Bahkan masih ada kelompok masyarakat yang menganggap keberadaan MCK sebagai sebuah kemewahan. Tak heran bila virus penyebab tipes tumbuh subur.
Tipes disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhii. Gejala tipes adalah demam tinggi hingga lebih dari 40 derajat dan biasanya disertai keringat dingin. Penderita juga akan menunjukkan gejala tipes lain seperti nyeri di bagian perut, dan nyeri sendi. Beberapa penderita juga mengeluhkan sakit kepala akut.
Penderita tipes harus dirawat inap jika penderita sudah sangat lemah, apalagi jika sampai tak bisa mencerna makanan. Jika dibiarkan penderita bisa mengalami dehidrasi. Rata-rata pasien tipes menjalani rawat inap 4 hingga 10 hari. Cepat lambatnya kesembuhan ditentukan oleh penanganan yang didapat dan juga daya tahan tubuh pasien. Semakin cepat penanganan diterima maka pasien bisa semakin cepat sembuh.
Sekilas diare dan muntaber tak terlihat seperti penyakit serius yang membutuhkan rawat inap. Memang tak semua sakit diare dan muntaber harus dirawat inap. Penderita bisa mengonsumsi oralit sebagai pertolongan pertama. Oralit ialah campuran air hangat, gula, dan garam.
Namun jika kondisi tak kunjung membaik maka penderita harus segera dibawa ke rumah sakit. Jika terlambat mendapat tindakan dikhawatirkan penderita akan mengalami dehidrasi. Data kementerian kesehatan menyebutkan jumlah penderita diare dan muntaber yang harus rawat inap mencapai 3, 38%.
Beberapa waktu lalu dunia maya pernah diramaikan perbincangan mengenai seorang netizen yang harus rawat inap karena diare dan menghabiskan dana hingga belasan juta rupiah. Hal itu bisa jadi disebabkan karena ketika tiba di rumah sakit kondisinya sudah parah. Kondisi tersebut mengakibatkan pihak rumah sakit harus melakukan cukup banyak tindakan.
Sejatinya, rawat inap karena penyakit apapun akan menelan biaya yang tidak sedikit. Itulah mengapa memiliki asuransi rawat inap sangat penting, apalagi jika asuransi tersebut memungkinkan Anda untuk melakukan double claim.
Maksud double claim adalah Anda bisa melakukan klaim menggunakan dua asuransi yang berbeda. Satu asuransi digunakan untuk melunasi biaya perawatan. Sementara yang satu lagi berbentuk santunan harian rawat inap. Klaim semacam itu akan membuat Anda sebagai pasien jadi bebas nombok.
Mengingat biaya rawat inap yang selalu naik dari tahun ke tahun, ada baiknya setiap orang memproteksi diri dengan asuransi rawat inap. Pilihlah asuransi yang memberikan manfaat sesuai kebutuhan Anda. Adanya asuransi akan membuat Anda jadi bebas khawatir dan bebas nombok saat terjadi hal-hal tak terduga.