Jatuh sakit sampai harus rawat inap di rumah sakit adalah mimpi buruk bagi banyak orang. Saat harus rawat inap banyak hal yang perlu dikhawatirkan. Utamanya tentu saja kondisi kesehatan yang jauh menurun dan bagaimana cara membuatnya pulih sesegera mungkin.
Saat sakit itu pula pasien terpaksa harus meninggalkan urusan pekerjaan dan macam-macam urusan lain. Jika rawat inap berlangsung dalam waktu yang cukup lama maka hal-hal yang ditinggalkan tersebut pasti jadi semakin rumit. Bahkan tak sedikit yang sampai harus kehilangan pekerjaan dan peluang kerja.
Kekhawatiran terakhir yang tak mungkin luput dari benak setiap orang yang harus rawat inap adalah masalah biaya. Sekedar memeriksakan diri ke dokter saja seringkali membuat seseorang harus merogoh kocek lumayan dalam. Bayangkan jika sapai harus dirawat inap, berapa banyak yang harus dikeluarkan?
Kekhawatiran mungkin sedikit lebih kecil bagi mereka yang merasa sudah memiliki asuransi kesehatan terbaik. Namun akan muncul kekhawatiran lainnya, bagaimana jika asuransi yang dimiliki tidak menanggung semua tagihan rumah sakit?
Setiap asuransi memiliki limit serta syarat dan ketentuannya masing-masing. Nasabah yang tak benar-benar paham akan tersebut pasti akan terkejut ketika harus nombok biaya rumah sakit menggunakan uang dari kocek pribadi.
Baca juga: Penyakit yang Membuatmu Wajib Rawat Inap
Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan terhadap 2056 orang, 40% dari responden pernah dirawat satu hingga 2 kali dalam setahun. Sementara untuk jenis penyakitnya cukup variatif. Mulai dari penyakit musiman seperti DBD hingga penyakit yang lebih parah dari itu.
Durasi rawat inap juga bervariasi. Namun rata-rata harus menghabiskan waktu di rumah sakit setidaknya 3 hari tiap kali rawat inap. Kalau selama dirawat 3 hari tersebut pembiayaan tidak dibantu oleh asuransi rawat inap maka uang yang dikeluarkan pasti tidak sedikit.
Biaya rumah sakit di Indonesia memang cenderung mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. Kementerian kesehatan mencatat setiap tahunnya biaya kesehatan naik sebesar 12,6%. Angka kenaikan itu terhitung besar jika dibandingkan dengan negara maju seperti Malaysia dan Singapura.
Biaya kesehatan di Malaysia naik sebesar 12,5% setiap tahunnya. Kenaikan di Singapura adalah sebesar 9,1% persen. Kenaikan di negara-negara Asean lain rata-rata adalah sekitar 10% setiap tahunnya.
Besarnya kenaikan yang terjadi setiap tahun harusnya menjadi alasan yang kuat bagi setiap orang untuk memiliki asuransi. Sayangnya belum semua orang memiliki kesadaran tersebut. Alasannya cukup beragam, ada yang memang abai dan ada pula yang merasa sudah cukup terlindungi dengan asuransi kantor.
Honestdoc pernah melakukan sebuah survey tentang bagaimana orang Indonesia melakukan pembiayaan ketika dirawat di rumah sakit. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Lebih dari separuh responden yang mengaku pernah dirawat inap membiayai pengobatannya menggunakan uang pribadi. Padahal sekali rawat inap selama tiga hari saja biaya yang dihabiskan bisa mencapai jutaan rupiah.
Penggunaan uang pribadi bisa jadi karena seseorang tak punya asuransi sama sekali. Tapi bisa juga karena asuransi yang dimiliki sulit diklaim atau tak menutupi semua tagihan rumah sakit.
BPJS menjadi salah satu asuransi yang wajib dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Asuransi ini merupakan asuransi yang diawasi langsung oleh pemerintah. 23% responden membiayai pengobatannya menggunakan asuransi ini.
Belakangan berkembang isu bahwa iuran BPJS akan naik. Selain itu segala kekurangan dan kelebihan yang ada pada asuransi ini membuat sebagian orang masih merasa perlu memiliki asuransi tambahan.
Mereka yang bekerja kantoran pasti akan memperoleh asuransi dari kantor. 16% responden mengaku memanfaatkan asuransi tersebut untuk membiayai pengobatannya. Namun menggunakan asuransi kantor yang limitnya terbatas membuat para pasien rentan nombok.
Baca juga: 5 Keuntungan Memiliki Santunan Rawat Inap
Sebagian orang merasa tenang dengan memiliki asuransi rawat inap atau asuransi kesehatan lainnya. Padahal ketika dirawat inap biaya yang dibutuhkan bukan hanya biaya untuk urusan kesehatan saja. Ada beberapa biaya tak terduga yang cukup menguras kantong. Biaya-biaya tersebut adalah:
Taka da orang yang mau menghabiskan hari-harinya di rumah sakit seorang diri. Harapannya tentu ada anggota keluarga yang menemani. Nah, ada pengeluaran yang harus dianggarkan bagi anggota keluarga yang menemani. Semakin lama dirawat maka semakin besar pula dana yang harus dianggarkan.
Anggota keluarga yang menemani tak mungkin berada 24 jam di rumah sakit. Mobilitas anggota keluarga yang menemani, misalnya dari rumah sakit ke rumah, pasti membutuhkan biaya. Biaya transportasi ini mesti diperhitungkan masak-masak karena jumlahnya bisa cukup besar.
Saat salah satu anggtoa keluarga dirawat di rumah sakit pasti ada urusan rumah yang terbengkalai. Guna mengatasi masalah tersebut harus ada biaya tambahan yang dikeluarkan. Biaya tersebut bisa digunakan untuk menyewa jasa bersih-bersih rumah dan juga menjaga anak-anak.
Tak semua kebutuhan pasien disediakan oleh rumah sakit. Bahkan makanan yang disediakan rumah sakit juga kadang tak cocok dengan selera pasien sehingga harus tetap membeli makanan dari luar. Meski terlihat kecil namun jika ditotalkan jumlah kebutuhan pasien yang tak disediakan rumah sakit ini cukup menguras dompet.
Tak sedikit pasien yang mengajukan upgrade ruangan. Misalnya jika asuransi menanggung rawat inap di ruangan kelas 2 pasien akan minta upgrade ke ruangan kelas 1. Upgrade kelas dimaksudkan agar pasien dan keluarga yang menjaga jadi lebih nyaman.
Harga untuk upgrade kamar tentunya bergantung pada plan asuransi yang dimiliki dan jenis kelas baru yang dipilih. Namun jika dirawat cukup lama tentunya tetap akan memberatkan keuangan.
Meskipun sudah memiliki asuransi kesehatan dari kantor atau BPJS, keberadaan dana darurat tetap penting. Dana itu akan membantu mengatasi biaya-biaya tak terduga saat harus rawat inap seperti yang disebutkan di atas.
Namun pada kenyataannya tak semua orang memiliki kesadaran untuk memiliki dana darurat. Sehingga saat biaya berobat terpaksa mengganggu biaya untuk pemenuhan kebutuhan lainnya atau mengambil uang tabungan.
Solusi untuk mensiasati masalah dana darurat adalah dengan memiliki asuransi kesehatan terbaik. Contohnya ialah asuransi rawat inap yang memberikan manfaat berupa uang santunan harian. Dengan begitu nasabah akan menerima sejumlah uang sesuai yang tercantum dalam polis asuransi.
Uang santunan dari asuransi bisa digunakan untuk menutupi biaya rumah sakit yang tak ditanggung oleh asuransi kantor atau BPJS. Jika ternyata semua biaya sudah ditanggung maka uang tersebut bisa digunakan untuk menutupi biaya tak terduga.
Salah satu asuransi kesehatan terbaik dengan manfaat berupa uang santunan yang bisa Anda pilih adalah Mega Hospita Investa. Salah satu produk dari PFI Mega Life itu memiliki 4 plan yang bisa dipilih sesuai denga kondisi finansial. Manfaat yang diberikan akan membuat nasabah terbebas dari risiko nombok.
Proses pembelian hingga pengajuan klaim Mega Hospita Investa sangatlah mudah. Cukup melampirkan beberapa dokumen yang disyaratkan dan semuanya akan langsung diproses.
Jadi, tunggu apa lagi? Miliki asuransi tambahan agar bebas nombok sekarang juga.