Melihat kondisi kasus positif virus corona di Indonesia yang semakin meningkat, membuat sebagian besar orang memutuskan untuk melakukan physical distancing. Hal ini juga merupakan saran dari pemerintah yang disampaikan kepada masyarakat Indonesia, agar tetap berada di dalam rumah selama wabah ini masih berkeliaran di lingkungan kita.
COVID-19 memang menjadi virus yang tidak pandang bulu untuk hinggap di tubuh manusia. Bahkan, penyebarannya pun sangatlah cepat dan benar-benar tidak dapat terdeteksi. Maka dari itu physical distancing menjadi satu-satunya cara untuk menghentikan penyebaran dari virus jahat satu ini.
Berbicara physical distancing, ternyata masih ada yang banyak yang belum begitu paham dengan istilah asing satu ini. Apa itu physical distancing? Physical distancing atau pembatasan fisik adalah suatu langkah yang disarankan untuk setiap orang agar mencegah penyebaran virus corona lebih luas lagi.
Dengan melakukan physical distancing, diharapkan penyebaran virus corona bisa jauh dikurangi. Anjuran pemerintah Indonesia dan juga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini memang sudah diterapkan oleh sebagian masyarakat. Namun sayangnya, masih ada saja yang tidak menjaga jarak aman dengan sesamanya.
Ketika seseorang menjalani physical distancing, orang tersebut akan diminta untuk tidak bepergian ke tempat-tempat yang ramai seperti mal, pasar, area gym atau pusat kebugaran, dan juga restoran. Sebisa mungkin, usahakan Anda tidak menggunakan transportasi umum yang cenderung berdesakan seperti commuter line, busway, dan lain sebagainya.
Perlu diperhatikan juga, kontak langsung seperti berjabat tangan juga tidak diperkenankan saat masih berada dalam anjuran physical distancing. Mulailah jaga jarak aman minimal 1 meter ketika berinteraksi dengan orang lain. Terlebih, apabila orang tersebut tengah sakit atau berisiko terinfeksi virus corona.
Seperti yang diketahui, penyebaran virus corona besar diakibatkan karena droplet atau percikan air dari bersin ataupun batuk. Untuk itu, physical distancing menjadi sangat penting agar penularan tidak terjadi.
Pada prakteknya, physical distancing bisa dilakukan dengan beragam cara lho. Seperti apa cara physical distancing dilakukan? Lihat tipsnya berikut ini:
Di beberapa negara lainnya, untuk membuat physical distancing benar-benar diterapkan secara efektif, sistem lockdown sudah dilakukan lho. Negara-negara tersebut antara lain Tiongkok, Italia, dan India.
Untuk tetap menjaga kesehatan dan tidak melakukan penularan, pemerintah ternyata juga sudah menganjurkan agar orang rumah melakukan physical distancing. Sebab, meski mereka terlihat sehat dan tidak menunjukkan gejala apapun terkait COVID-19, tidak menutup kemungkinan mereka sebetulnya sudah terinfeksi virus corona dan berpotensi menularkannya kepada Anda.
Penularan virus corona akan jauh lebih mudah terjadi kepada mereka yang tergolong berisiko tinggi, seperti lansia, pengidap penyakit kronis seperti diabtes, penyakit jantung, asma, atau orang yang ternyata punya daya tahan tubuh lemah akibat kanker atau infeksi HIV-AIDS.
Sebelum maraknya istilah physical distancing, upaya pembatasan jarak ini lebih dikenal dengan istilah social distancing. Namun, beberapa waktu lalu, WHO akhirnya mengubah anjuran tersebut dengan mengganti istilahnya menjadi physical distancing.
Alasan WHO mengganti penggunaan istilah social distancing dengan physical distancing adalah social distancing dikhawatirkan bisa disalahartikan dengan maksud memutus komunikasi atau interaksi sosial atau tali silaturahmi dengan keluarga dan kerabat. Mengapa? Sebab, interaksi sosial di kala situasi yang tidak menentu ini menjadi penting untuk tetap dapat menyemangati dan menguatkan satu sama lain dalam upaya menghadapi pademi global COVID-19 ini.
Ketika seseorang malah memutus interaksi sosial di saat seperti ini, tidak menutup kemungkinan hal ini membuat perasaan-perasaan negatif akan timbul dari diri kita. Saat perasaan-perasaan negatif muncul, maka ini akan memicu stres dan juga depresi, sehingga itu dapat melemahkan daya tahan tubuh kita sendiri.
Maka dari itu, tetaplah menjaga interaksi sosial dengan menggunakan smartphone seperti video call dan juga chatting. Jangan pernah memutus kontak secara sosial supaya kita tidak merasakan kesepian, sedih, atau bahkan terasing.
Arti physical distancing sendiri akhirnya sudah ditetapkan, sehingga orang-orang tidak lagi menganggap bahwa mereka harus mengasingkan diri akibat wabah COVID-19 yang tengah merebak ini. Tetaplah waspada agar penularan virus corona bisa dihentikan secepat mungkin.
Langkah work from home juga menjadi efektif guna melakukan physical distancing. Ada begitu banyak cara efektif untuk melakukan work from home, sehingga meski Anda melakukan pekerjaan dari rumah, Anda tetap bisa menyelesaikan segala tugas dengan baik.
Work from Home merupakan sebuah konsep bekerja di mana karyawan dapat melakukan pekerjaannya dari rumah. Tentu saja, hal ini akan membuat setiap karyawan memiliki jam kerja yang fleksibel, sehingga mereka dapat melakukan pekerjaannya di waktu yang baik.
Di tengah maraknya wabah virus corona yang telah membuat geger seluruh dunia, konsep bekerja seperti ini menjadi jalan terbaik untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Untuk membuat sistem bekerja di rumah senyaman di kantor, maka ada beberapa hal yang sebaiknya Anda lakukan. Apa saja itu?
Betul, ada begitu banyak cara efektif yang dapat Anda lakukan guna membuat work from home menjadi produktif. Cara tersebut antara lain:
1. Lakukan Kegiatan Pagi Seperti Biasa
Meski tengah melakukan konsep work from home, bukan berarti beban Anda setiap paginya menjadi jauh lebih besar. Lakukanlah kegiatan pagi Anda seperti biasanya. Lakukan sarapan terlebih dahulu sebelum memulai aktivitas pekerjaan Anda.
Jangan biasakan bangun pagi langsung bekerja. Itu hanya akan membuat Anda stres berlebih. Dalam kondisi seperti ini, jangan pernah membuat diri Anda malah memiliki pemikiran negatif yang mungkin datang tanpa disadari.
2. Komunikasikan Keadaan dengan Keluarga
Tidak semua orang paham dengan konsep work from home. Jika mereka tidak mengerti bahwa work from home bukanlah sebuah liburan, maka Anda harus berani mengambil sikap untuk melakukan komunikasi dengan keluarga.
Apabila Anda memang tinggal dengan orang rumah, maka ada baiknya Anda berkomunikasi terlebih dahulu tentang keadaan dan pekerjaan Anda seperti apa. Hal ini akan membuat jam kerja semakin efektif, sebab keluarga Anda akan mengerti di saat Anda tengah melakukan dan menyelesikan pekerjaan.
3. Komunikasikan dengan Rekan Kerja
Jangan membuat konsep work from home menghambat komunikasi Anda dengan rekan-rekan kerja. Penting adanya apabila Anda tetap terhubung dengan baik di saat jam kerja Anda tengah berlangsung. Pastikan Anda tetap memberikan update kepada atasan supaya mereka tahu apa yang Anda kerjakan.
Aktifkan juga notifikasi email, aplikasi chat, dan aplikasi video call agar itu semua dapat mempermudah komunikasi Anda dengan semua rekan kerja di kantor Anda.
4. Jangan Lupakan Jam Istirahat
Mungkin sebagian besar dari Anda akan kaget dengan konsep work from home. Bahkan, tidak sedikit dari Anda yang akhirnya malah melupakan jam istirahat, sebab Anda akan berpikir untuk tetap “kerja, kerja, dan kerja!”
Tetapkan waktu istirahat seperti pada biasanya. Rileksasikan diri Anda supaya Anda tidak sumpek dengan setiap pekerjaan yang Anda lakukan setiap harinya. Ingat, hal ini sangat berguna untuk menghindari rasa stres berlebih akibat bekerja dari rumah.
5. Rapikan Tempat Kerja
Buat Anda yang merupakan tipe tidak rapi, pastikan hal itu Anda ubah sekarang juga. Tempat kerja yang rapi, akan membuat hati tetap bersemangat dalam melakukan dan menyelesaikan pekerjaan. Ketika Anda bersemangat, tidak menutup kemungkinan pekerjaan Anda dapat selesai lebih awal.
Bahkan, jika Anda sudah selesai dari waktu bekerja, pastikan tempat kerja Anda rapi sebelum Anda meninggalkannya. Dengan begitu saat esok hari mendatangi tempat kerja kembali, perasaan semangat tetap terasa dengan baik.
Mari kita doakan agar pandemi virus corona ini dapat berakhir. Ingat, jangan lupakan arti physical distancing supaya penyebaran corona dapat teratasi. Jangan lakukan social distancing, sebab Anda tetap butuh melakukan interaksi sosial untuk menguatkan diri.