Hidup di kota besar dengan banyak pilihan tempat nongkrong dan aneka jajan memang menjadi godaan tersendiri bagi anak muda, terutama generasi millennials. Nongnkrong menjadi kegiatan yang sulit sekali dihindarkan. Selain itu ada juga kebiasaan konsumtif lain seperti jajan kopi dan boba hampir setiap hari.

Kebiasaan-kebiasaan konsumtif di atas kemudian menciptakan apa yang disebut sebagai latte factor. Latte factor ialah pengeluaran non primer sedikit demi sedikit yang jika diakumulasikan ternyata cukup mengganggu keuangan. Contoh latte factor antara lain adalah nongkrong, makan di restoran, membeli jajanan hampir setiap hari, biaya transfer antar bank, dan masih banyak lagi. 

Latte factor ternyata tak bisa disepelekan. Jika dibiarkan hal ini akan membuat millenial tak mampu menjangkau kebutuan yang lebih penting, misalnya asuransi jiwa dan dana darurat. Survey yang dilakukan moneysmart.id menemukan bahwa 23,3% pengeluaran generasi millenial di Indonesia habis untuk nongkrong di café.

Angka yang cukup tinggi di atas belum ditambah pengeluaran tak penting lain seperti jajan kopi dan boba, mengikuti trend merk pakaian atau sepatu tertentu, hingga kebutuhan untuk traveling beberapa kali dalam setahun. Menilik pada semua itu, tak heran bila asuransi jiwa dan dana darurat pribadi menjadi hal yang dikesampingkan oleh para millenial. 

Selain latte factor, kesadaran yang rendah untuk memiliki asuransi memang menjadi masalah tersendiri. Manfaat asuransi, misalnya asuransi jiwa berjangka dan asuransi jiwa bersama, memang tak terlihat secara langsung. Keengganan untuk mempertimbangkan manfaat jangka panjang ini bisa jadi hal yang merugikan diri sendiri nantinya. 

Bahaya Latte Factor Bagi Kesehatan

Jika tak dikelola dengan baik latte factor ini bisa berbahaya bagi kesehatan, baik kesehatan finansial maupun kesehatan tubuh. Bahayanya bagi kesehatan finansial antara lain adalah:

• Sulit Menabung

Harga kopi atau minuman boba memang tak terlalu mahal, berkisar antara Rp.20.000,- hingga Rp.30.000,- saja. Tapi jika diakumulasikan jumlahnya tentu jadi cukup besar. Apalagi jika ditambah camilan, ongkos untuk menuju tempat nongkrong, dan lain-lain. 

Pengeluaran yang kecil namun sering tersebut berpotensi membuat anak-anak muda kesulitan menabung. Padahal jumlahnya bisa cukup besar setiap bulan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan penulis sekaligus ahli finansial David Bach bahwa jika dihemat, uang yang dihabiskan untuk latte factor itu bisa menghasilkan perbedaan yang cukup signifikan. Tak hanya sekedar menabung, uang yang disishkan bisa digunakan untuk membeli asuransi jiwa berjangka atau memulai investasi. 

• Skala Prioritas Jadi Berantakan

Sudah seharusnya setiap orang memiliki skala prioritas. Skala tersebutlah yang kemudian akan dijadikan acuan dalam pemenuhan kebutuhan setiap bulan. Jadi, jika uang yang ada tak memungkinkan terpenuhinya semua kebutuhan, Anda tak perlu kesulitan mengeliminasi mana yang harus ditunda. 

Sayangnya kebutuhan untuk nongkrong dan jajan minuman boba yang sebenarnya tak terlalu penting bisa mengganggu skala prioritas tersebut. Contohnya adalah anak-anak muda yang mengabaikan pentingnya punya dana darurat pribadi karena uangnya dipakai untuk jajan kopi. 

Kebiasaan mengabaikan skala prioritas demi keinginan ini bisa berbahaya bagi kesehatan finansial jangka pendek dan panjang. Hal-hal yang sebenarnya jauh lebih penting bagi kepentingan jangka panjang jadi tertutupi oleh kesenangan yang bersifat sementara. 

• Ketidaksiapan Menghadapi Situasi Tak Terduga

Hidup tak bisa selamanya berlangsung sesuai rencana. Itulah mengapa menyiapkan dana darurat dan asuransijiwa bersama keluarga adalah hal yang sangat penting. Latte factor bisa membuat generasi muda abai pada hal-hal bersifat antisipatif seperti ini.

Dana darurat adalah dana yang wajib disimpan dan nantinya bisa digunakan ketika ada hal yang terduga seperti jatuh sakit, mengalami kecelakaan, dan kejadian tak terduga lainnya. Jika ditanya dana darurat berapa persen idealnya, maka jawabannya bisa berbeda-beda. Semakin besar anggota keluarga yang menjadi tanggungan maka semakin bertambah pula jumlah yang harus disiapkan. 

Ketiadaan dana darurat bisa sangat mengacaukan finansial jika terjadi hal yang tak diinginkan. Keadaannya akan semakin memusingkan jika tak punya asuransi kesehatan atau asuransi jiwa terbaik. 

Tak hanya bagi kesehatan finansial, latte factor juga bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh. Bahayanya antara lain adalah:

• Membuat Generasi Muda Jadi Kurang Gerak

Sebetulnya kebiasaan nongkrong-nongkrong di café ini sangat tak baik bagi anak muda yang dalam pekerjaannya menghabiskan sebagian besar waktu dengan duduk. Berbagai penelitian di bidang kesehatan telah membuktikan bahwa terlalu banyak duduk mempunya efek buruk bagi tubuh. 

Efek buruk yang dimaksud antara lain adalah masalah pada ginjal, tulang belakang, hipertensi, dan masalah kesehatan yang tak kalah buruk lainnya. Guna menghindari risiko tersebut ada baiknya latte factor diganti dengan kegiataan yang lebih menyehatkan seperti olahraga bersama. 

• Membuat Generasi Muda Lebih Rentan Terkena Berbagai Penyakit

Obesitas, diabetes, darah tinggi, hingga kanker adalah penyakit yang sangat mungkin terjadi akibat gaya hidup tak sehat. Mengkonsumsi minuman boba dan kopi bisa dihitung sebagai bagian dari gaya hidup tak sehat jika dilakukan teralu sering. 

Latte factor telah menyebabkan semakin banyak generasi muda yang terkena berbagai penyakit berbahaya. Sialnya, banyak juga dari mereka yang tak terlindungi asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa terbaik. Padahal biaya yang harus dihabiskan untuk mengobati penyakit-penyakit di atas tidaklah murah. 

Jadi, jika Anda termasuk orang yang gemar mengkonsumsi kopi, boba, dan makanan atau minuman lain dengan kadar gula yang cukup tinggi jangan lupa untuk mengatur porsinya. Usahakan untuk tidak lebih dari 2 kali dalam seminggu. Imbangi juga dengan konsumsi air putih yang cukup. 

Baca Juga: Kenali Tanda-Tanda Diabetes, Kurangi Risikonya dengan Makanan Berikut

Pentingnya Menyiapkan Asuransi Sejak Dini

Sesekali memanjakan diri sendiri memang tak ada salahnya. Namun generasi muda harus benar-benar sadar akan pentingnya punya proteksi diri sejak dini. Cara yang bisa dilakukan agar bisa punya proteksi diri sesegera mungkin adalah:

• Mempelajari Manfaat Asuransi

Asuransi punya banyak sekali manfaat, dan manfaat tersebut akan lebih terasa jika Anda sudah memiliikinya sejak muda. Anda juga perlu memahami bahwa semakin tua usia maka akan semakin tinggi pula harga premi yang harus dibayar. 

Asuransi jiwa berjangka maupun jenis asuransi jiwa lainnya tak hanya memberikan ketenangan finansial bagi Anda, tapi juga bagi keluarga tercinta. Generasi muda yang bijak perlu sangat mempertimbangkan masalah seperti ini. 

• Mulai Menyiapkan Dana Darurat

Jika Anda masih lajang, maka sisihkanlah setidaknya 10% dari gaji sebagai dana darurat. Jika sudah berkeluarga, maka jumlahnya bisa ditambah dan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Meskipun penambahan jumlahnya tak banyak di setiap bulan, jangan abaikan manfaat yang bisa Anda rasakan dari dana darurat. 

Keberadaan dana darurat akan menjaga kondisi finansial Anda tetap stabil ketika terjadi sesuatu yang diluar rencana. Ditambah dengan keberadaan asuransi, kedua hal ini bisa menjadi proteksi diri terbaik untuk setiap inividu dan keluarga. 

• Memilih Perusahaan Asuransi dan Produk yang Tepat

Anda bisa memanfaatkan terbuka luasnya akses informasi untuk memilih perusahaan dan produk asuransi yang tepat. Memilih dengan jeli adalah kunci dari upaya meminimalisir risiko dan memaksimalkan manfaat. 

Jika masih ragu, Anda bisa mulai mengenali dan mempelajari produk-produk yang ditawarkan oleh PFI Mega Life. Perusahaan asuransi ini memiliki produk yang cukup lengkap mulai dari asuransi rawat inap, asuransi jiwa, unit link, dan lain-lain. Temukan segera produk yang cocok untuk proteksi diri Anda dan miliki mulai hari ini.

Baca Juga: Tips Jitu Mengumpulkan Tabungan Nikah