Stigma “berisiko tinggi” memang tidak pernah lepas dari dunia investasi. Bahkan, ada istilah “high risk high return” yang seakan semakin menegaskan bahwa, untuk mendapatkan keuntungan besar, Anda harus mengambil risiko yang sama besarnya. Meski demikian, sebenarnya masih ada investasi jangka pendek yang risikonya terbilang rendah. Bahkan, mayoritas investasi jenis ini tidak banyak memiliki risiko penurunan nilai.
Jika menilik dari namanya, mungkin banyak di antara Anda yang sudah memiliki gambaran tentang jenis investasi satu ini. Investasi jangka pendek adalah jenis investasi yang memiliki jangka waktu pendek atau sekitar 1 tahun.
Dari segi risiko, investasi jangka pendek juga terbilang rendah. Bahkan, mayoritas investasi yang masuk kategori ini cenderung memiliki nilai yang secara konsisten terus mengalami kenaikan meski dalam jumlah kecil. Beberapa contoh investasi jangka pendek di antaranya adalah deposito, reksa dana pasar uang, dan Saving Bonds Ritel (SBR).
Ada beberapa jenis investasi jangka pendek. Di Indonesia sedikitnya ada lima jenis investasi yang banyak diminati.
Bagi Anda yang biasa menyisihkan uang secara rutin untuk ditabung, deposito sebenarnya tidak berbeda jauh dengan menabung. Hanya saja, Anda tidak bisa mengambil uang yang sudah disimpan ke dalam rekening deposito sewaktu-waktu.
Jangka waktu deposito ini sudah ditentukan pihak bank. Setidaknya ada beberapa pilihan yang tersedia. Ada yang 1 tahun, ada juga yang jangka waktunya 3 tahun atau lebih. Setelah jatuh tempo, barulah uang dalam deposito bisa Anda ambil.
Meski tidak bisa diambil sewaktu-waktu, deposito menjanjikan bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan bunga tabungan biasa. Bunga yang dijanjikan biasanya berkisar di angka 5-6%. Karena mendapat jaminan, Anda juga tidak perlu khawatir dengan risiko kehilangan uang.
Reksadana merupakan wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat untuk kemudian diinvestasikan pada instrumen-instrumen investasi tertentu. Dalam reksadana pasar uang, instrumen investasi tersebut adalah produk-produk keuangan, seperti deposito dan obligasi.
Reksadana pasar uang ini umumnya memiliki jangka waktu efektif selama 1 tahun. Besaran bunga yang ditawarkan juga lebih tinggi dibandingkan angka inflasi rata-rata di Indonesia. Dari segi risiko, reksadana pasar uang juga cenderung rendah.
Investasi jangka pendek lain yang juga cukup populer di Indonesia adalah Obligasi Negara Ritel (ORI). Instrumen investasi ini pada dasarnya merupakan surat utang yang dikeluarkan pemerintah. Dikarenakan dikeluarkan pemerintah, instrumen investasi ini dipastikan memiliki tingkat risiko sangat rendah. Pemerintah sendirilah yang menjaminnya.
Meski risikonya rendah, jumlah minimal investasi ORI ini terbilang cukup besar. Batas minimal pembelian ORI ini biasanya mulai Rp 3 juta dengan tenor 3 tahun. Meski instrumen investasi ini memiliki tenor yang cukup panjang, investor bisa memilih untuk memegangnya sampai jatuh tempo (hold to maturity) atau menjualnya ke pasar sekunder dan mendapatkan capital gain.
Sama seperti Obligasi Negara Ritel (ORI), Saving Bonds Ritel (SBR) juga merupakan produk investasi berupa surat utang yang dikeluarkan pemerintah. Uang yang terkumpul dari instrumen investasi ini juga digunakan untuk keperluan pemerintahan. Dengan membeli SBR, Anda telah bertindak sebagai pemberi pinjaman kepada penerbit obligasi yang dalam hal ini adalah negara.
Investasi jangka pendek ini sangat cocok untuk investor pemula. Dikarenakan diterbitkan pemerintah, SBR lebih terjamin keamanannya.
Bunga atau kupon yang dijanjikan juga cukup besar. Return atau imbal hasil yang dijanjikan biasanya berkisar di angka 7%. Angka tersebut lebih tinggi dari deposito yang berada di kisaran 5-6%.
Biasanya SBR memiliki tenor 2 tahun. Return yang dijanjikan juga diberikan setiap bulan. Namun, SBR menjadi menarik karena adanya fitur early redemption dengan jumlah maksimal 50% dari total nilai investasi. Selain itu, Anda bisa mulai berinvestasi SBR mulai dari Rp 1 juta.
Saat ini animo masyarakat Indonesia akan investasi peer-to-peer lending cenderung mengalami pertumbuhan. Instrumen investasi ini juga menjanjikan bunga yang cukup besar dengan tenor pendek. Bahkan, tidak sedikit pinjaman yang tenornya hanya beberapa bulan saja.
Meski bervariasi, return yang ditawarkan juga terbilang tinggi. Bahkan, tidak sedikit yang menawarkan return hingga 20% per tahun.
Banyaknya platform peer-to-peer lending juga semakin memudahkan investor menanamkan dana yang dimiliki. Meski demikian, ada satu catatan yang perlu diingat. Peer-to-peer lending termasuk investasi berisiko tinggi. Karena itu, pastikan Anda melakukan riset mendalam sebelum terjun ke dalamnya.
Dibandingkan dengan investasi jangka panjang, investasi jangka pendek umumnya tidak membutuhkan banyak analisis. Hanya beberapa instrumen saja yang membutuhkan riset lebih mendalam. Meski demikian, Anda bisa memaksimalkan investasi ini agar bisa mendapatkan return lebih besar.
Jangan pernah berinvestasi pada instrumen yang belum Anda kenal. Jika ini adalah kali pertama Anda berinvestasi, mulailah dari instrumen yang paling Anda kenal. Kalau tidak, kenali dan pelajari terlebih dahulu instrumen investasi yang akan Anda beli.
Meski risiko investasi jangka pendek umumnya rendah, sebaiknya jangan langsung memulai dengan dana besar. Mulai saja dengan dana kecil atau dana minimal. Saat ini investasi juga bisa dilakukan dengan modal mulai Rp 100.000. Selain itu, pastikan untuk hanya menggunakan uang “menganggur”.
Tujuan investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan. Jadi jika memungkinkan, carilah instrumen investasi yang menawarkan return tinggi. Perlu dicatat, ada beberapa investasi jangka pendek yang risikonya tinggi. Pastikan Anda benar-benar memahaminya sebelum menanamkan dana yang Anda miliki.
Return investasi jangka pendek umumnya memang kecil. Meski demikian, Anda bisa memadukannya dengan investasi jangka panjang demi mendapat keuntungan yang lebih maksimal. Diversifikasi portofolio Anda sebaik mungkin. Setidaknya, pastikan nilainya tetap positif dan di atas inflasi.
Investasi jangka pendek umumnya digunakan untuk mengamankan modal atau membantu mencapai tujuan jangka pendek. Agar aset yang Anda kumpulkan tidak tergerus biaya-biaya tak terduga, Anda juga membutuhkan proteksi.
Asuransi kesehatan PFI Mega Life dibuat untuk membantu menjaga aset finansial yang Anda miliki. Saat Anda membutuhkan perawatan kesehatan dan biaya yang dibutuhkan membengkak, PFI Mega Life akan membantu meringankan beban dengan uang santunan hingga Rp 1 juta.
Ada beberapa plan yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan. Bahkan, cukup dengan membayar premi Rp 53.000 per bulan, Anda sudah bisa mendapatkan perawatan kesehatan yang layak.