Poin-poin penting:
Membeli vs. Sewa: Mempertimbangkan Biaya Tersembunyi
Biaya bulanan rumah memang kelihatan lebih menarik dibanding sewa. Tapi, membeli rumah tidak semudah itu! Ada biaya lain yang perlu dipertimbangkan selain cicilan bulanan. Sebagai pemilik rumah, Kamu perlu mengeluarkan biaya yang lebih besar di awal dibanding dengan penyewa. Misalnya, uang muka (minimal 20% dari harga rumah) dan biaya lainnya seperti biaya inspeksi rumah dan biaya pengurusan pinjaman. Biaya-biaya ini tidak bisa kamu dapatkan kembali.
Selain itu, biaya penutupan saat membeli rumah bisa mencapai 2% sampai 5% dari harga rumah. Belum lagi biaya renovasi atau perbaikan rumah yang tidak terduga. Ingat, membeli rumah adalah investasi jangka panjang. Idealnya, kamu harus tinggal di rumah tersebut selama lima sampai tujuh tahun agar uang yang dikeluarkan untuk membeli rumah menjadi sepadan
Sewa vs. Beli: Contoh Praktis
Misalkan Anda tertarik membeli rumah seharga Rp 3.000.000.000. Biaya bulanan kamu (termasuk cicilan KPR, pajak properti, asuransi kepemilikan rumah, dan biaya asosiasi pemilik rumah) adalah Rp 16.000.000 per bulan.
Dalam contoh ini, kamu akan membayar biaya dimuka sebesar Rp 120.000.000 (biaya penutupan). Jadi, total pengeluaran Anda untuk tiga tahun pertama kepemilikan rumah adalah Rp 696.000.000. Jika kamu menjual rumah tersebut setelah tiga tahun, kamu juga harus membayar komisi agen properti sekitar Rp 180.000.000. Ini berarti total biaya pindah masuk dan keluar rumah selama tiga tahun adalah Rp 876.000.000. Belum termasuk biaya pindahan masuk atau keluar lainnya.
Sekarang bayangkan pemiliknya bersedia menyewakan rumah yang sama kepada Anda dengan harga Rp 20.000.000 per bulan, dengan deposit jaminan sebesar satu bulan sewa. Secara bulanan, biaya sewa memang lebih mahal daripada beli. Tetapi tanpa biaya dimuka yang besar itu, dan tanpa biaya pindah keluar (selain biaya yang mungkin Anda bayarkan ke perusahaan pindahan), tinggal di sana selama tiga tahun hanya akan dikenakan biaya Rp 740.000.000.
Dalam contoh ini, Dibutuhkan waktu lebih dari enam tahun untuk mencapai titik impas. Titik impas adalah saat di mana total penghematan dari biaya sewa bulanan yang lebih rendah sudah cukup untuk menutupi semua biaya terkait pembelian dan penjualan rumah. Jika kamu tinggal di rumah tersebut selama lebih dari enam tahun, maka secara keuangan membeli rumah lebih masuk akal daripada sewa. Tetapi jika kamu berencana tinggal kurang dari enam tahun, maka menyewa menjadi pilihan yang lebih baik.
Faktor Penting Lainnya
Selain uang, memiliki rumah juga punya daya tarik tersendiri. Misalnya, harga rumah bisa naik, jadi ini bisa jadi cara untuk menambah kekayaan kamu. Beberapa orang suka dengan perasaan memiliki rumah dan kebebasan untuk merenovasi sesuai keinginan mereka. Ada juga yang butuh halaman belakang, ruangan yang lebih luas, atau tempat untuk peliharaan kesayangan - ini biasanya lebih sulit didapat saat sewa. Memang semua itu bisa jadi alasan bagus untuk membeli rumah. Tapi, karena beli rumah itu keputusan keuangan yang penting, ada juga kekurangannya yang perlu dipertimbangkan.
Pertama, Anda bisa rugi uang kalau terpaksa pindah sebelum balik modal, apalagi kalau harus bayar biaya agen penjual. Ini yang bikin beberapa pemilik rumah merasa kurang bebas dibanding penyewa dalam memilih tempat tinggal. Selain itu, pemilik rumah bertanggung jawab atas perawatan dan perbaikan. Kalau atap bocor, AC rusak, atau jalan masuk retak, tidak ada pemilik yang akan mengurus perbaikannya atau membayar biayanya. Ini bisa jadi pengeluaran tak terduga bagi pemilik rumah. Para ahli menyarankan agar biaya tempat tinggal bulanan kamu tidak lebih dari 30% dari gaji bulanan, baik untuk sewa atau membeli rumah. Pada intinya, yang terpenting adalah menemukan pilihan yang sesuai dengan budget.
Apa yang dapat kamu lakukan selanjutnya?
Membeli rumah adalah keputusan keuangan yang besar. Jadi, penting untuk mengetahui dulu berapa biaya bulanan dan biaya awal yang kamu mampu. Jika kamu tidak yakin akan tinggal di rumah tersebut selama beberapa tahun, menyewa bisa menjadi pilihan yang lebih fleksibel