Sering merasa pusing, nyeri dada, sampai sesak napas yang hilang timbul? Tidak ada salahnya jika Anda melakukan pengecekan kesehatan jantung melalui tindakan rekam jantung. Lewat rekam jantung, masalah-masalah yang berhubungan dengan detak jantung bisa dideteksi dan penanganan pencegahan terkait kemungkinan terburuk dapat dilakukan.
Dengan melakukan rekam jantung, irama jantung dan aktivitas listrik jantung dapat dipantau. Dokter pun bisa menilai ada tidaknya gangguan atau kerusakan jantung yang perlu diwaspadai.
Jangan takut melakukan rekam jantung karena ini merupakan pemeriksaan sederhana yang minim efek samping. Jika ada efek samping, yang terjadi biasanya hanya seputar alergi di tempat pemasangan alat rekam jantung di kulit badan Anda. Supaya ketakutan Anda memudar terkait tindakan perekaman jantung memahami dan mengenal apa itu sebenarnya rekam jantung beserta prosedur dan manfaatnya tidak ada salahnya dilakukan.
Rekam jantung tidak ubahnya seperti perekaman detak jantung lewat alat yang bisa mendeteksi impuls listrik jantung. Lewat perekaman tersebut, berbagai aktivitas yang terjadi di area jantung dan sekitarnya sedikit banyak bisa terpantau.
Mengetahui denyut jantung lewat tindakan rekam jantung hanya sebagian kecil dari informasi yang bisa diberikan rekam jantung. Lebih daripada itu, pemeriksaan rekam jantung atau yang dikenal dengan istilah elektrokardiogram ini juga bisa melihat irama jantung Anda, suplai darah dan oksigen ke jantung, sampai ada tidaknya tanda-tanda kerusakan di jantung Anda.
Dengan berbagai informasi tersebut, nantinya dokter bisa memberikan penanganan yang tepat terkait keluhan yang Anda alami. Anda juga jadi bisa mengetahui keluhan yang selama ini Anda alami memang benar bersumber dari masalah jantung atau bukan.
Elektrokardiogram pada umumnya dilakukan menggunakan mesin pendeteksi impuls listrik jantung. Alat rekam jantung ini dikenal dengan istilah elektrokardiograf. Lewat alat ini, nantinya aktivitas listrik di jantung Anda bisa terpantau dalam bentuk grafik di layar monitor. Hasilnya pun bisa dicetak sebagai rekam medis yang valid.
Namun selain elektrokardiogram, kadang-kadang perekaman jantung harus dilakukan menggunakan alat tambahan lainnya. Ini karena elektrokardiogram hanya mampu perekaman secara sewaktu. Padahal di sisi lain, ada beberapa masalah terkait irama jantung ataupun gangguan jantung lainnya yang hanya terjadi di waktu-waktu tertentu. Hal inilah yang menjadi sulit ditangkap lewat perekaman jantung biasa menggunakan elektrokardiogram.
Setidaknya, ada tiga jenis alat rekam jantung lainnya yang biasa digunakan oleh tenaga medis untuk melakukan rekam jantung secara lebih spesifik. Ketiga alat tersebut adalah stress test, holter monitor, dan event monitor.
1. Stress test
Ini merupakan alat untuk merekam jantung, khusus ketika Anda sedang melakukan aktivitas yang dianggap berat. Biasanya, perekaman jantung dengan stress test dilakukan dengan tes treadmill atau sepeda statis. Pada saat itu, alat rekam jantung dapat melihat bagaimana kondisi jantung Anda ketika dalam kondisi aktivitas yang berat, apakah sesuai atau ada tanda-tanda yang kurang normal.
2. Holter monitor
Bentuk alat rekam jantung ini tergolong kecil dan bersifat portabel. Holter monitor bisa dikalungkan di leher dan dilengkapi elektroda yang ditempelkan di dada. Biasanya, pasien yang direkam jantungnya dengan holter monitor, harus membawa alat rekam jantung tersebut selama 24—48 jam tanpa melepasnya. Saat tidur pun Anda harus memakainya. Perekaman jantung lewat holter monitor bisa membuat aktivitas listrik jantung Anda terpantau sepanjang hari tanpa henti. Umumnya, alat rekam jantung ini diberikan kepada pasien yang memiliki indikasi mengalami gangguan irama jantung atau aritmia.
3. Event monitor
Sebenarnya, event monitor tidak berbeda jauh dengan holter monitor dari segi bentuk. Perbedaannya terletak pada pengambilan aktivitas jantung lewat alat ini. Holter monitor mengambil seluruh aktivitas jantung selama 24 jam tanpa henti. Sementara itu, event monitor hanya merekam kemunculan gejala gangguan jantung. Pemakaian event monitor bisa dilakukan berhari-hari sampai paling lama 1 bulan terhadap satu pasien.
Walaupun hanya bisa merekam aktivitas jantung secara sewaktu, rekam jantung menggunakan elektrokardiogram merupakan model pemeriksaan kesehatan jantung yang tetap paling populer. Sayangnya, kebanyakan orang baru melakukan tes elektrokardiogram ketika sudah memasuki gejala gangguan jantung yang patut diwaspadai, seperti sering sesak napas, nyeri dada, atau bahkan ketika sudah menemui gejala serangan jantung.
Padahal, perekaman jantung lewat alat ini bisa dilakukan kapan pun. Saat ini juga sudah banyak fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan medical check-up yang di dalamnya terdapat tes rekam jantung. Layanan perekaman jantung juga bisa dilakukan secara terpisah dengan layanan pemeriksaan kesehatan lainnya.
Prosedur perekaman jantung menggunakan alat elektrokardiograf pun sebenarnya cukup singkat. Anda hanya perlu meluangkan waktu sekitar 10 menit untuk jenis tes yang satu ini.
Pada saat perekaman jantung dilakukan, Anda akan diminta berbaring di tempat tidur pasien. Sebelumnya, tim medis juga akan meminta Anda untuk berganti baju terlebih dahulu. Anda juga akan diminta melepaskan berbagai aksesori yang terbuat dari logam, seperti jam tangan ataupun perhiasan, supaya tidak mengganggu kerja alat impuls listrik tersebut.
Barulah sejumlah elektroda akan ditempelkan ke sejumlah titik di kisaran dada, lengan, juga tungkai Anda. Elektroda merupakan bahan konduktor yang dialiri arus listrik. Biasanya untuk alat rekam jantung, elektroda yang dipakai berbentuk bulatan karet yang menyentuh area kulit ataupun lempengan.
Setelah semua elektroda terpasang, barulah mesin impuls listrik dinyalakan. Mesin elektrokardiogram nantinya merekam semua aktivitas listrik jantung Anda dari yang terkumpul lewat elektroda-elektroda tersebut. Hasil dari rekam jantung ini nantinya akan berbentuk grafik gelombang listrik.
Anda mungkin akan bingung untuk menganalisis normal tidaknya grafik gelombang listrik dari jantung Anda yang diperoleh dari kegiatan rekam jantung menggunakan elektrokardiograf ini. Biasanya, nantinya dokter yang akan menganalisisnya dan memberitahu ringkasannya kepada Anda.
Apabila rekaman jantung Anda dinilai normal, dokter biasanya tidak menyarankan Anda melakukan pemeriksaan lain. Namun, jika ditemukan suatu kecurigaan gangguan jantung, Anda bisa saja disarankan untuk melakukan pemeriksaan menggunakan alat rekam jantung lainnya ataupun melakukan pengecekan enzim jantung.
Ada beberapa hal yang patut diperhatikan sebelum dan selama Anda menjalani rekam jantung menggunakan elektrokardiograf. Pertama, selama pemeriksaan elektrokardiogram, berbaringlah dengan tenang. Hindari bergerak atau bahkan berbicara sekalipun. Pasalnya, aktivitas tersebut dapat sangat berpengaruh terhadap hasil rekam jantung Anda.
Kedua, sebelum rekam jantung dilakukan, sebaiknya Anda memberi tahu dokter mengenai obat-obatan dan suplemen apa saja yang sedang Anda konsumsi. Anda juga sebaiknya tidak mengonsumsi air es beberapa waktu sebelum pemeriksaan. Ini semua guna menghindari adanya hasil rekam jantung yang tidak tepat.
Tentunya perekaman jantung bukan hanya berguna untuk mengecek kepastian seseorang mengalami serangan jantung atau tidak. Lebih daripada itu, melakukan rekam jantung lewat elektrokardiogram bisa mendeteksi beberapa penyakit terkait jantung ataupun yang bukan. Berikut ini adalah contoh indikasi penyakit yang bisa diketahui lewat penggunaan alat elektrokardiograf.
Ini merupakan kondisi di mana pasokan darah dan oksigen dari dan ke jantung terhambat. Kondisi ini jika dibiarkan akan membuat penurunan bahkan kerusakan fungsi jantung. Biasanya, penghambatan aliran darah dan oksigen di pembuluh darah dari dan ke jantung disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah oleh plak kolesterol. Peradangan yang terjadi di pembuluh darah juga bisa membuat pembuluh darah menyempit dan menghambat aliran darah dan oksigen.
Dalam bahasa medis, gangguan irama jantung dikenal dengan istilah aritmia. Seseorang yang menderita aritmia bisa mengalami detak jantung yang terlalu cepat, terlalu lambat, atau bahkan tidak teratur. Detak jantung yang tidak normal ini biasanya terjadi di waktu-waktu tertentu saja, seperti sedang beraktivitas beras atau justru saat sedang beristirahat.
Seseorang yang telah lama mengidap penyakit darah tinggi atau hipertensi cenderung bisa mengalami kardiomiopati. Ini merupakan penyakit di mana otot jantung Anda mengalami kelainan. Kelainan inilah yang membuat kemampuannya untuk memompa darah menjadi berkurang drastis. Penderita penyakit ini biasanya sering mengalami pusing tanpa sebab dan napas pendek.
Lewat rekam jantung, indikasi ke gangguan elektrolit bisa diketahui. Gangguan elektrolit merupakan kondisi ketika kadar elektrolit dalam tubuh terlalu tinggi ataupun rendah. Elektrolit sendiri sangat berperan penting mengatur irama jantung. Jadi pada saat gangguan elektrolit terjadi, tidak jarang penderitanya akan mengalami irama jantung yang tidak teratur disertai kondisi mual sampai kram otot.
Penggunaan obat tertentu yang tidak sesuai resep dokter bisa jadi berpengaruh pada kondisi jantung Anda. Bahkan tidak jarang, keracunan obat tersebut akan membuat debaran sangat cepat pada jantung. Hal ini pun bisa terpantau lewat tes elektrokardiogram atau rekam jantung.
Jangan menunggu terlalu lama sampai menemui gejala parah baru Anda memutuskan rekam jantung. Semakin cepat Anda melakukan tindakan ini, semakin cepat penyakit terkait jantung bisa terdeteksi sehingga penanganannya lebih mudah. Akan lebih baik lagi jika Anda rutin melakukan tes rekam jantung tiap tahun guna memantau kesehatan jantung Anda benar-benar prima.
Saat ini, sudah hampir semua fasilitas kesehatan memiliki fasilitas alat rekam jantung, setidaknya yang berupa elektrokardiogram.
Di klinik ataupun fasilitas kesehatan tingkat pertama, Anda bisa menemukan layanan rekam jantung mulai dari biaya Rp. 100 ribu. Namun, umumnya itu belum termasuk analisis dan konsultasi. Jika memilih rekam jantung di rumah sakit swasta, biaya rekam jantung beserta konsultasi dokter umumnya dimulai dari kisaran Rp. 500 ribu hingga jutaan.
***
Biaya rekam jantung hanya sedikit biaya yang mesti Anda keluarkan untuk menangani masalah pada jantung Anda. Rata-rata biaya penyakit jantung sendiri tiap tahunnya untuk layanan kesehatan dan obat bisa mencapai ratusan juta per tahun. Karena itu, sangat penting bagi Anda untuk memiliki asuransi yang juga mencakup pertanggungan untuk penyakit kritis, seperti penyakit jantung.
Salah satu perusahaan yang menyediakan produk asuransi penyakit kritis adalah PFI Mega Life. Lewat produk asuransi Mega Comforta, Anda bisa memperoleh santunan biaya layanan kesehatan sampai Rp100 juta untuk 10 jenis penyakit yang terkategori kritis.
PT PFI Mega Life Insurance terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).