Tiap kali memasuki musim hujan, masyarakat dihantui sejumlah masalah kesehatan, termasuk penyakit demam berdarah dengue (DBD). Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, jumlah kasus DBD pada setiap musim hujan memang selalu tinggi. Karena itu, masyarakat diminta untuk waspada dan melakukan langkah-langkah perlindungan dan pencegahan dari penyakit DBD.
DBD disebabkan virus dengue yang disebarkan nyamuk Aedes aegypti. Dalam situs Hellosehat disebutkan ada empat serotipe virus dengue, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. DBD adalah penyakit menular yang berbahaya karena bisa menyebabkan kematian.
Karena itu, Anda patut mewaspadai keberadaan nyamuk Aedes aegypti. Dalam situs Alodokter dijelaskan, selain menyebarkan virus penyakit DBD, nyamuk ini juga membawa virus zika, chikungunya, dan demam kuning.
Ciri fisik nyamuk Aedes aegypti berbeda daripada nyamuk biasa yang ditemui sehari-hari. Meski yang menyebarkan virus dengue hanya nyamuk Aedes aegypti betina, tetapi cukup sulit membedakan antara Aedes aegypti jantan dan betina.
Meski begitu, Anda tetap perlu mengetahui ciri-ciri nyamuk DBD agar dapat mengenalinya dan langsung waspada bila menemukannya di dalam rumah maupun area sekitar rumah.
Selain ciri fisik, ada pula karakteristik lain dari nyamuk Aedes aegypti yang tak kalah penting untuk diketahui:
Sampai sekarang, DBD masih menjadi penyakit yang mengkhawatirkan karena kerap memakan korban jiwa. Jika tidak ditangani dengan cepat, DBD memang bisa berakibat fatal.
Dikutip dari situs Klikdokter, komplikasi pada DBD bisa menyebabkan kerusakan sejumlah organ, seperti paru, hati, dan jantung. Tekanan darah penderita DBD juga dapat menurun secara drastis, hingga level yang sangat berbahaya dan bisa mengakibatkan kematian.
Pastikan Anda memahami gejala umum DBD agar dapat segera mencari pertolongan bila melihat atau mengalami salah satunya.
Gejala DBD tidak akan langsung muncul setelah Anda digigit nyamuk Aedes aegypti. Pertama-tama, Anda akan melalui masa inkubasi DBD, yaitu jangka waktu sejak seseorang digigit nyamuk Aedes aegypti hingga timbulnya gejala DBD. Masa inkubasi DBD umumnya berlangsung antara 4–7 hari. Selama masa inkubasi ini, virus dengue berkembang biak dan mengganggu fungsi organ-organ vital tubuh, yang kemudian berwujud dalam berbagai gejala DBD.
Dalam 3–7 hari sejak gejala DBD pertama kali muncul, penderita DBD akan merasa tubuhnya membaik dan demamnya pun turun. Perlu diketahui, pertanda ini bukanlah fase penyembuhan DBD, melainkan fase kritis dari penyakit ini yang berpotensi menimbulkan komplikasi fatal berupa perdarahan.
Selama melalui fase kritis ini, Anda justru perlu mewaspadai kembalinya gejala DBD, termasuk gejala-gejala berikut:
Timbulnya gejala-gejala tersebut merupakan pertanda bagi Anda untuk segera kembali ke dokter karena tandanya penyakit Anda memburuk.
Contoh komplikasi yang bisa ditimbulkan oleh DBD adalah kerusakan pembuluh darah dan kelenjar getah bening. Selain itu, bisa terjadi perdarahan organ yang ditandai dengan mimisan, gusi berdarah, badan mudah memar tanpa sebab, hingga buang air besar (BAB) berdarah. Bila tidak segera ditangani, perdarahan organ dalam ini dapat menyebabkan syok akibat tekanan darah yang menurun drastis dalam waktu singkat.
Dalam situs Hellosehat dijelaskan, jika sampai mengalami syok, artinya penyakit DBD Anda sudah masuk ke dalam kategori Dengue Shock Syndrome (DSS). Kondisi ini adalah jenis demam dengue paling parah dan bisa berujung pada gagal ginjal dan jantung. Bukan hanya itu, kondisi demam dengue yang parah bisa menyebabkan pasien mengalami kebocoran plasma. Dokter dapat mendeteksi kondisi ini dari tingkat hematokrit atau kekentalan darah pada uji laboratorium.
DBD sebenarnya termasuk jenis penyakit menular yang sangat diwaspadai. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah kasus DBD meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir. WHO bahkan menyebut DBD sebagai penyebab utama kesakitan dan kematian anak di Asia Tenggara. Di Indonesia, jumlah kasus DBD pada 2019 mencapai 112.954.
Penyebaran virus dengue meningkat pada musim hujan karena curah hujan yang tinggi membuat kondisi lingkungan sangat mendukung bagi nyamuk untuk berkembang biak. Karena itu, lindungi diri dan lakukan cara-cara pencegahan DBD.
Dalam situs Alodokter dijelaskan cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti:
Selain melakukan 3M tersebut, Anda juga dapat melakukan langkah-langkah berikut untuk mencegah penyebaran virus dengue nyamuk Aedes Aegypti:
Umumnya, pasien DBD harus menjalani pengobatan di rumah sakit karena perlu pemeriksaan rutin dan pengawasan intensif dari dokter. Proses penyembuhan DBD di rumah sakit membutuhkan waktu selama beberapa hari, tergantung tingkat keparahan yang diderita pasien.
Untuk mengantisipasi kondisi ini, sebaiknya Anda memiliki asuransi kesehatan yang memberikan manfaat rawat inap. Dengan begitu, saat Anda harus dirawat inap, Anda tidak perlu bingung memikirkan biayanya karena akan ditanggung perusahaan asuransi.
Asuransi Mega Hospital Investa dari PFI Mega Life adalah asuransi kesehatan yang memberikan manfaat santunan rawat inap karena sakit atau kecelakaan, santunan rawat inap ICU/ICCU, santunan meninggal dunia karena sakit atau kecelakaan, dan pengembalian premi (no-claim bonus). Proses pengajuan klaim Mega Hospital Investa termasuk mudah, manfaat yang diberikan berlaku selama satu tahun dan dapat diperpanjang hingga usia maksimal 60 tahun.
Mega Hospital Investa juga memberi kemudahan kepada pemilik polisnya dalam memilih besar manfaat santunan yang dapat diterima, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi tiap-tiap pemilik polis. Untuk pembayaran premi, Anda juga dapat memilih dilakukan tiap bulan atau tiap tahun, dengan paket yang paling pas dengan kondisi Anda.
Sebaiknya jangan setengah-setengah dalam melindungi diri maupun keluarga dari risiko penyakit DBD. Kenali ciri-ciri nyamuk DBD, lakukan langkah-langkah pencegahannya, dan miliki asuransi kesehatan untuk melindungi diri dari risiko kerugian finansial akibat sakit.