Selain dapat menyebabkan kematian, stroke juga bisa menyebabkan kerusakan otak permanen sehingga penderitanya mengalami kelumpuhan. Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan RI, penyebab penyakit stroke adalah terjadinya penyumbatan, penyempitan, atau pecahnya pembuluh darah yang menuju ke otak. Akibatnya, asupan darah dan oksigen ke otak menurun dan menyebabkan sel-sel saraf otak menjadi mati.
Stroke adalah kondisi gawat darurat yang perlu ditangani secepatnya karena sel-sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Karena itu, selain memahami penyebab penyakit stroke, pastikan Anda juga mengenali perbedaan antara gejala stroke ringan dan gejala stroke berat. Dengan tindakan penanganan yang cepat dan tepat, tingkat kerusakan otak dapat diminimalkan dan kemungkinan munculnya komplikasi dapat dicegah.
Gejala stroke biasanya terjadi tiba-tiba dan menyerang satu bagian tubuh. Gejala itu kemudian memburuk dalam waktu antara 24-72 jam. Dikarenakan setiap bagian otak mengendalikan bagian tubuh yang berbeda-beda, gejala stroke yang timbul tergantung pada bagian otak mana yang mengalami stroke. Itu sebabnya, gejala stroke bisa jadi bervariasi antara penderita yang satu dengan yang lain. Dikutip dari situs Halodoc, berikut gejala stroke yang mudah dikenali:
1. Tekanan Darah Tinggi atau Hipertensi
Anda disebut memiliki tekanan darah tinggi bila tekanan darah Anda rata-rata di atas 140/90. Hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya stroke, terutama hemoragik. Hipertensi dapat terjadi akibat ginjal bermasalah, gaya hidup tidak sehat, atau konsumsi obat-obatan tertentu.
2. Kebiasaan Merokok
Kandungan nikotin pada rokok dapat mendorong tekanan darah Anda naik. Selain itu, asap rokok dapat memicu penumpukan lemak di arteri leher utama dan mengentalkan darah sehingga Anda berisiko terhadap penggumpalan darah.
3. Penyakit Jantung
Orang yang memiliki penyakit jantung berisiko tinggi terhadap stroke. Kondisi jantung bermasalah yang meningkatkan risiko terjadinya stroke termasuk gagal jantung, cacat jantung, infeksi jantung, serta detak jantung yang tidak normal.
4. Diabetes
Penderita diabetes umumnya juga memiliki tekanan darah tinggi yang membuatnya berisiko terkena stroke. Diabetes merusak pembuluh darah sehingga risiko terjadinya stroke lebih besar. Jika seseorang mengalami stroke saat kadar gula darah di tubuhnya sedang tinggi, kerusakan pada otaknya pun akan lebih berat.
5. Kegemukan atau Obesitas
Berat badan berlebih merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Orang yang kegemukan atau obesitas juga cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Untuk menurunkan risiko stroke, Anda harus menjaga berat badan tetap normal.
6. Konsumsi Obat Tertentu
Dalam situs Web MD disebutkan ada beberapa jenis obat yang dapat meninggikan risiko seseorang terkena stroke. Contohnya obat pengencer darah (antikoagulan), terapi pengganti hormon, serta pil KB yang mengandung estrogen dosis rendah.
7. Usia
Setiap manusia memiliki kemungkinan untuk terkena stroke. Bahkan bayi di dalam kandungan pun bisa mengalami stroke. Namun, risiko terkena stroke akan meningkat seiring dengan pertambahan usia. Setelah seseorang mencapai usia 55 tahun, risiko tersebut akan berlipat ganda tiap 10 tahun.
8. Riwayat Keluarga
Bila ada anggota keluarga ada yang memiliki tekanan darah tinggi, menderita diabetes, atau sakit jantung, Anda pun bisa jadi memiliki risiko untuk terkena stroke. Sebagian kasus stroke disebabkan kelainan genetik yang menghambat laju aliran darah ke otak.
9. Jenis Kelamin
Pria memiliki risiko terkena stroke pada usia yang lebih muda dibandingkan perempuan. Namun, karena perempuan cenderung terkena stroke pada usia lanjut, kemungkinan untuk pulih lebih kecil dan risiko untuk meninggal lebih besar.
10. Sleep Apnea
Sleep apnea adalah gangguan tidur serius yang menyebabkan kadar oksigen secara perlahan berkurang saat penderitanya sedang tidur. Dikarenakan kadar oksigen berkurang, organ-organ tubuh pun (termasuk otak) tidak mendapat suplai oksigen yang cukup. Masalah ini berbahaya karena penderita sleep apnea bisa tiba-tiba berhenti bernapas saat sedang tidur.
Dalam situs Halodoc dijelaskan, serangan stroke dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi yang bisa berakibat fatal. Berikut contoh komplikasi yang terjadi pada penderita stroke:
Stroke dapat dihindari dengan mempraktikkan gaya hidup sehat. Cukup ikuti panduan menghindari stroke dari Kementerian Kesehatan RI berikut:
Mengonsumsi makanan yang bergizi sudah tentu dapat berdampak positif bagi tubuh. Perbanyak asupan makanan sehat seperti sayur dan buah-buahan yang mengandung banyak serat sehingga dapat membantu melancarkan aliran darah.
Kurangi konsumsi makanan berlemak yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dan berisiko memicu terjadinya penyumbatan di pembuluh darah. Batasi juga mengonsumsi makanan kemasan yang memiliki kandungan garam tinggi. Jumlah garam yang tinggi merupakan salah satu pemicu timbulnya masalah pada pembuluh darah.
Bukan hanya perokok aktif yang berisiko terhadap stroke. Perokok pasif pun memiliki risiko yang tak kalah besar untuk terkena stroke. Alasannya, zat-zat beracun yang masuk ke dalam tubuh dapat memicu penumpukan lemak di arteri dan mengentalkan darah.
Praktikkan gaya hidup aktif secara fisik. Banyak-banyaklah bergerak dan lakukan olahraga secara rutin. Berolahraga bermanfaat bagi tubuh karena dapat membuat peredaran darah menjadi lancar sehingga menurunkan risiko terjadinya stroke. Dengan rajin berolahraga, Anda juga menjauhkan diri dari kondisi kegemukan dan risiko diabetes.
Stres merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Stres yang timbul terus-menerus dapat mengakibatkan tekanan darah menjadi tidak stabil dan cenderung tinggi. Saat sedang stres, aliran darah di tubuh menjadi lebih cepat dan tidak terkendali. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya penyumbatan di aliran darah. Karena itu, Anda perlu memiliki strategi pengelolaan stres yang baik untuk menurunkan risiko serangan stroke.
Stroke dapat terjadi secara tiba-tiba. Begitu juga penyakit lain yang dapat menyerang tanpa diduga sebelumnya. Tak ada orang yang bisa menduga kapan dirinya akan sakit. Saat Anda sakit, Anda harus mengeluarkan uang dalam jumlah tertentu untuk membayar berbagai biaya pengobatan, pemeriksaan medis, dan obat yang harus diminum.
Secara umum, biaya berobat ke dokter tidak murah. Apalagi bila penyakit yang Anda derita tergolong berat dan membutuhkan tindakan medis yang rumit. Anda harus bolak-balik melakukan pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter. Belum lagi bila Anda harus menjalani rawat inap; akan ada biaya tambahan terkait dengan waktu menginap Anda di rumah sakit.
Masalahnya, biaya tindakan medis tiap tahun selalu meningkat. Bila dihitung-hitung, kenaikannya bahkan sulit diseimbangkan dengan sekadar menabung di bank. Langkah paling bijaksana untuk mempersiapkan diri terhadap kemungkinan harus mengeluarkan uang untuk biaya pengobatan adalah dengan memiliki asuransi kesehatan.
Cukup dengan membayar premi dalam jumlah sangat terjangkau setiap bulan, Anda akan mendapatkan manfaat penanggungan biaya kesehatan dari perusahaan asuransi. Anda pun dapat terhindar dari risiko kerugian finansial akibat sakit. Saat Anda harus berobat atau menjalani rawat inap, Anda tidak perlu pusing memikirkan bagaimana cara membayarnya karena akan ditanggung oleh perusahaan asuransi.
Contohnya produk asuransi kesehatan Mega Hospital Investa dari PFI Mega Life yang menawarkan manfaat; berupa santunan rawat inap karena sakit atau kecelakaan, santunan rawat inap ICU/ICCU, santunan meninggal dunia karena sakit dan kecelakaan, serta pengembalian premi (no claim bonus). PFI Mega Life menawarkan produk proteksi lengkap untuk kebutuhan jangka panjang maupun pendek Anda, seperti keperluan kesehatan dan pendidikan.
Produk asuransi kesehatan Mega Hospital Investa menawarkan manfaat perlindungan yang nyaman, namun premi yang harus dibayarkan ramah di kantong. Dengan memiliki asuransi Mega Hospital Investa, Anda cukup membayar premi mulai dari Rp 7.000 per hari untuk mendapatkan manfaat pertanggungan sampai dengan Rp 1.000.000 per hari.
Jangan sampai tabungan Anda terkuras untuk membayar biaya pengobatan atau rawat inap saat sakit. Antisipasi kerugian finansial saat sakit dengan memiliki asuransi kesehatan sejak jauh-jauh hari, saat Anda masih muda dan dalam kondisi sehat. Proses pengajuan asuransi Mega Hospital Investa sangat mudah dan cepat, bahkan Anda tidak perlu melakukan cek kesehatan terlebih dulu.