Kegiatan belajar formal anak sekolah adalah hal yang wajib. Selain bermanfaat untuk memberi bekal edukasi, sekolah juga bisa jadi wadah interaksi anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan.
Namun ada kalanya anak tidak mau sekolah. Aksi mogok ini kerap terjadi umumnya karena ada permasalahan tertentu dengan teman kelas, sehingga salah satu cara yang dilakukan adalah menghindarinya dengan enggan masuk sekolah.
Selain itu ada banyak faktor juga tentunya semisal pelajaran yang sulit, stress, permasalahan dengan guru dan lain-lain yang bisa membuat anak tidak mau sekolah.
Lantas bagaimana cara mengatasinya? Berikut adalah penjelasan cara menghadapi anak yang tidak mau sekolah.
Ketika kita mendengar dari anak bahwa ia tidak mau sekolah, jangan langsung menghakimi bahwa anak kita menjadi pemalas. Hindari anggapan bahwa tidak sekolah adalah kecenderungan pemalas. Karena pada dasarnya, tidak ada anak yang sifat aslinya pemalas.
Toh kita semua pada hakikat adalah makhluk yang dituntut secara alamiah untuk selalu belajar sejak lahir ke dunia. Baik itu belajar jalan, belajar bicara, melatih kemampuan pribadi kita dan lain-lain.
Yang justru harus kita lakukan adalah adalah mencari tahu penyebab kenapa anak tidak mau sekolah dengan cara membangun komunikasi yang terbuka kepada anak.
Ketika membangun komunikasi dengan anak, jangan terkesan menggurui dalam mencari tahu apa yang membuat anak tidak mau sekolah. Pilih waktu dan suasana yang tepat, gunakan kalimat netral yang tidak menyalahkan.
Dengan mengedepankan cara pandang bahwa anak bisa mengemukakan pendapat dan perasaannya tanpa memaksakan kehendak kita sebagai orang tua, dengan begitu anak akan merasa lebih berani jujur dan terbuka menceritakan hal yang dialaminya. Barulah kita menanggapinya dengan empati dan terbuka, sambil tetap menjelaskan konsekuensi yang akan muncul bagi anak secara logis dan mengambil jalan tengah sebagai solusi.
Bentuk komunikasi secara asertif yang jadi win-win solution inilah yang jadi cara jitu menghadapi anak yang tidak mau sekolah.
Ada kalanya anak menghadapi permasalahan yang berulang di sekolah. Maka bukan tidak mungkin suatu hari ia akan mengalami hal sama dan kembali enggan berangkat ke sekolah.
Untuk itu sangat disarankan orangtua membuat kesepakatan berupa aturan ketika suatu saat anak kembali tidak mau sekolah. Contohnya peraturan bahwa anak tidak boleh menggunakan waktunya untuk bermain gadget jika tidak berangkat ke sekolah. Bisa pula kita membatasi durasi waktu main ketika anak tidak bersekolah.
Hal lain yang juga bisa diterapkan adalah dengan tidak memberikan uang saku jika tidak sekolah. Hal ini efektif membuat membuat anak berpikir ulang untuk tidak berangkat ke sekolah. Atau bisa pula membuat aturan potongan uang saku jika di hari berikutnya anak tidak mau sekolah.
Yang terpenting adalah, buatlah kesepakatan dan aturan yang cenderung membuat anak berpikir ulang untuk tidak berangkat sekolah. Dengan begitu, anak kita akan jera dan tidak akan sembarangan mencari alasan untuk tidak sekolah.
Terkadang ada permasalahan di dunia anak dan remaja yang sulit dipahami oleh orangtua. Kita juga belum tentu bisa memberikan solusi yang tepat buat mereka.
Dalam rangka inilah, hal yang tepat untuk berkonsultasi dengan guru bimbingan di sekolah atau psikolog anak. Terutama untuk kasus yang cukup berat dan melibatkan stress atau depresi pada anak.
Jangan sungkan-sungkan untuk meminta bantuan profesional dalam memecahkan masalah ini. Dengan berkonsultasi pada guru, kita bisa mengetahui secara rinci bagaimana perkembangan dan kegiatan anak selama di sekolah. Psikolog anak juga mampu memberikan solusi yang jitu terkait dengan permasalahan tersebut.
Pendidikan untuk anak tentu jadi hal yang utama bagi setiap orangtua. Memberikan jaminan yang pasti untuk kelangsungan jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi adalah hal yang kita inginkan.
Disinilah kita paham manfaat asuransi dengan benefitnya yang bisa ambil dari produk asuransi seperti Proteksi Studi. Sebagai produk asuransi pendidikan Persembahan PFI Mega Life Insurance, produk Proteksi Studi ini merupakan asuransi jiwa dwiguna yang memberikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko kematian dan manfaat tambahan atas risiko kematian akibat kecelakaan yang terjadi selama masa asuransi.
Yang juga penting adalah fitur beasiswa pendidikan hingga 150% dari nilai premi. Manfaat tersebut bisa digunakan untuk beasiswa pendidikan anak hingga ratusan juta rupiah. Dengan begitu, Proteksi Studi adalah produk asuransi jiwa yang cocok untuk jaminan pendidikan anak.
Silahkan isi form berikut ini atau kunjungi web way.id untuk mengetahui lebih lanjut tentang penawaran dan fitur menarik dari Proteksi Studi.
Dan dapatkan promo Bebas Anxiety di bulan Desember dengan periode dari 1-31 Desember 2022 yang bisa kamu lihat di sini https://bit.ly/studi-2023ba
Informasi menarik lainnya bisa kamu dapatkan di Way.id.