Kesehatan

5 Penyakit Jantung Bawaan dan Pencegahannya

PFI Mega Life
06 Jan 2021
Penyakit jantung bawaan bermula sejak bayi masih di dalam kandungan. Ayo cari tahu bagaimana pencegahannya.

5 Penyakit Jantung Bawaan dan Pencegahannya

Penyakit jantung bawaan (congenital heart disease) adalah kelainan pada struktur jantung yang muncul sejak bayi dilahirkan. Umumnya, kondisi ini dapat terdeteksi dokter sejak janin masih di dalam kandungan. Namun, ada juga penyakit jantung bawaan yang baru dapat terdeteksi pada seseorang di usia dewasa.

Dalam situs Pusat Jantung Nasional dijelaskan, penyakit jantung bawaan terjadi akibat pembentukan jantung yang tidak sempurna pada fase awal perkembangan janin di dalam kandungan. Sekitar 8 dari 1.000 kelahiran hidup dilaporkan memiliki penyakit jantung bawaan. Sekitar 30 persen dari bayi yang terlahir dengan kelainan pada struktur jantung tersebut diketahui memperlihatkan gejala pada minggu-minggu pertama kehidupan mereka.

Kelainan jantung pada penyakit jantung bawaan dapat mengganggu fungsi jantung. Dalam situs Hellosehat dijelaskan, penyakit jantung bawaan dapat menyebabkan perubahan pada aliran darah normal yang melewati jantung. Aliran darah bisa jadi melambat, mengalir ke arah yang salah, atau tersumbat sepenuhnya. Kondisi ini bisa berakibat fatal dan mengancam keselamatan penderitanya.

 

Jenis-jenis Penyakit Jantung Bawaan

 

Penyakit jantung bawaan terdiri dari beberapa jenis. Berikut lima di antaranya:

1.  Defek septum ventrikel atau ventricular septal defect (VSD)

Penyakit jantung bawaan VSD adalah kelainan jantung bawaan yang paling sering terjadi, yaitu sekitar 30 persen dari total kasus. Kelainan jantung VSD ditandai dengan adanya celah atau lubang di antara kedua bilik jantung. Akibat adanya lubang tersebut, aliran darah pada bilik kiri dan kanan jantung menjadi bocor.

Dikutip dari situs Kompas, kebocoran tersebut membuat sebagian darah yang kaya oksigen kembali ke paru-paru sehingga menghalangi darah rendah oksigen memasuki paru-paru. Penyakit jantung bawaan VSD dapat terjadi sejak usia kehamilan 8 minggu, yaitu saat pembentukan jantung janin berlangsung di dalam kandungan.

Pada awal pembentukan jantung, bilik kiri dan kanan jantung menyatu. Seiring pertumbuhan janin, dinding pemisah (septum) antara kedua bilik tersebut terbentuk. Namun, ada kondisi tertentu yang menyebabkan dinding tidak terbentuk sempurna dan meninggalkan lubang.

Dikutip dari situs Kompas, bila lubang di antara kedua bilik jantung berukuran kecil, bayi tidak akan mengalami masalah berarti–bahkan VSD bisa tidak terdeteksi. Bila ukuran lubang cukup besar, bayi berisiko mengalami gagal jantung. Penyakit jantung bawaan VSD yang tidak terdeteksi saat kehamilan atau persalinan, gejalanya bisa mulai muncul saat usia kanak-kanak. Berikut contoh gejalanya:

  • Mudah lelah ketika sedang makan atau bermain.
  • Banyak mengeluarkan keringat, terutama ketika makan.
  • Tidak nafsu makan.
  • Berat badan sulit naik.
  • Napas cepat dan terdengar berat.
  • Kulit terlihat pucat.

Dalam situs Alodokter dijelaskan, kelainan jantung VSD juga bisa dialami orang dewasa, meski jumlah kasusnya sangat jarang. Kondisi tersebut bisa terjadi pada penderita serangan jantung atau pada seseorang yang mengalami cedera hebat di bagian dada.

Faktor risiko VSD:

  • Memiliki riwayat penyakit jantung bawaan dalam keluarga.
  • Menderita kelainan genetik, misalnya Down syndrome.

 

2.  Duktus arteriosus paten atau patent ductus arteriosus (PDA)

Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal. Aorta adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Arteri pulmonal adalah pembuluh darah yang rendah oksigen dari jantung ke paru-paru.

PDA adalah kelainan bawaan jantung yang ditandai duktus arteriosus yang tetap terbuka setelah bayi lahir. Pada bayi yang lahir cukup bulan, duktus arteriosus akan menutup secara otomatis dalam 1-2 hari setelah bayi lahir, dan secara lengkap dalam waktu 2-3 minggu. Pada bayi prematur, penutupan duktus arteriosus secara lengkap terjadi lebih lama, yakni bisa mencapai 6 minggu.

Dikutip dari situs Alodokter, PDA yang tidak segera ditangani atau tidak ditangani dengan baik berisiko menimbulkan hipertensi pulmonal, aritmia, dan gagal jantung. Gejala PDA tergantung pada ukurannya duktus arteriosus yang terbuka. Berikut daftar gejala PDA dikutip dari situs RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta.

Gejala PDA besar:

  • Sesak
  • Sulit minum
  • Berat badan sulit naik
  • Infeksi saluran napas berulang
  • Atelektasis (paru-paru tidak mengembang sempurna)
  • Gagal jantung kongestif

Gejala PDA sedang:

  • Sulit makan
  • Infeksi saluran napas berulang
  • Berat badan masih dalam batas normal atau berkurang

Gejala PDA kecil:

  • Asimtomatik dengan tekanan darah dan tekanan nadi normal
  • Jantung tidak membesar
  • Bising kontinu yang khas untuk PDA di daerah subklavia kiri

Faktor risiko timbulnya PDA:

  • Berjenis kelamin perempuan
  • Infeksi rubella (campak Jerman) pada ibu hamil
  • Lahir di dataran tinggi
  • Memiliki riwayat penyakit kelainan jantung dan penyakit keturunan tertentu, seperti Down syndrome
  • Terlahir prematur

 

3.  Penyempitan katup paru atau pulmonary stenosis (PS)

5 Penyakit Jantung Bawaan dan Pencegahannya

Penyakit jantung bawaan ini ditandai penyempitan katup paru yang berfungsi mengatur aliran darah rendah oksigen dari bilik kanan jantung ke paru-paru. Akibatnya, bilik kanan harus bekerja keras memompa darah hingga makin lama makin membesar (hipertrofi).

Umumnya, penderita penyempitan katup paru tidak merasakan gejala berarti. Dalam situs Kids Health disebutkan gejala-gejala penyempitan katup paru yang parah:

  • Pada bayi baru lahir, kulitnya berwarna kebiruan yang disebabkan darah yang kekurangan oksigen
  • Sangat lelah
  • Kenaikan berat badan yang lambat
  • Sesak napas
  • Palpitasi (detak jantung cepat atau tidak teratur)
  • Nyeri dada
  • Pingsan
  • Perut bengkak

Dalam situs Kompas disebutkan, PS terjadi pada sekitar 10 persen dari total kasus penyakit jantung bawaan. Selain itu, berbeda dengan penyakit jantung bawaan yang lain, PS umumnya baru terdiagnosis saat penderitanya sudah dewasa. Hal ini membuat penderitanya berisiko tinggi terhadap penyakit paru dan stroke, serta memiliki usia harapan hidup yang rendah karena kondisi paru sudah tidak bagus.

4.  Sekat serambi jantung berlubang atau atrial septal defect (ASD)

ASD adalah kelainan jantung bawaan yang ditandai dengan adanya lubang di antara dua serambi jantung. Penyakit ini sering juga disebut dengan istilah “jantung bocor”. Dikutip dari situs Halodoc, sama seperti VSD, lubang yang memisahkan atrium kiri dan kanan akan membuat darah yang kaya oksigen mengalir kembali ke paru-paru.

Dalam situs Mayo Clinic disebutkan, banyak bayi yang terlahir dengan ASD tidak memperlihatkan gejala berarti. Umumnya, gejala ASD baru muncul saat penderitanya sudah dewasa. Berikut beberapa gejalanya:

  • Sesak napas, terutama saat berolahraga
  • Kelelahan
  • Pembengkakan pada kaki, tungkai, atau perut
  • Palpitasi (detak jantung cepat atau tidak teratur)
  • Stroke
  • Bising jantung

 

5.  Tetralogy of Fallot (TOF)

TOF adalah kombinasi empat penyakit jantung bawaan, yaitu VSD, PS, posisi aorta abnormal, dan penebalan abnormal pada ventrikel kanan. TOF terdeteksi saat bayi baru dilahirkan dan menyebabkan darah yang dipompa jantung ke seluruh tubuh tidak mengandung cukup oksigen. Dalam situs Alodokter disebutkan, TOF termasuk kondisi langka karena hanya terjadi pada 1 dari 2.500 kelahiran.

Penyakit jantung bawaan TOF menyebabkan darah yang dipompa dari jantung menuju seluruh tubuh tidak lagi mengandung oksigen (deoxygenated blood). Dikarenakan tubuh tidak memperoleh oksigen yang cukup, bayi berisiko mengalami gagal jantung.

Berikut gejala TOF sebagaimana dikutip dari situs Alodokter:

  • Sesak napas, terutama saat beraktivitas, misalnya pada saat bayi menyusu
  • Kulit dan bibir membiru (sianosis) akibat peredaran darah yang kekurangan kadar oksigen
  • Kuku tangan dan kaki berbentuk bulat dan cembung (clubbing fingers) akibat pembesaran tulang atau kulit di sekitar kuku
  • Mudah lelah
  • Rewel
  • Berat badan tidak bertambah
  • Gangguan tumbuh kembang

Berbagai faktor risiko yang memicu TOF:

  • Infeksi virus pada masa kehamilan, misalnya rubella
  • Usia ibu di atas 40 tahun saat hamil
  • Salah satu orang tua memiliki riwayat kelainan yang sama
  • Diabetes saat kehamilan
  • Kekurangan gizi selama masa kehamilan
  • Memiliki salah satu atau kedua orang tua dengan kelainan yang sama
  • Konsumsi minuman beralkohol selama masa kehamilan
  • Adanya kelainan bawaan lain, seperti Down syndrome atau DiGeorge syndrome

 

Cara Mencegah Penyakit Jantung Bawaan

5 Penyakit Jantung Bawaan dan Pencegahannya

Dalam situs Hellosehat dijelaskan, penyakit jantung bawaan dapat dicegah. Anda dapat mengurangi berbagai risikonya dengan cara-cara berikut.

  • Mendapatkan vaksinasi rubella

Vaksin ini dapat melindungi bayi dari risiko terinfeksi rubella saat di dalam kandungan, sehingga pertumbuhannya tidak terganggu.

  • Skrining TORCH saat merencanakan kehamilan

Bagi Anda yang berisiko terhadap salah satu dari penyakit toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, dan herpes simpleks (TORCH), dianjurkan untuk melakukan skrining terlebih dahulu sebelum hamil. Hal ini penting untuk mencegah komplikasi pada kehamilan. Bila hasil tes positif untuk salah satu penyakit tersebut, Anda harus mengobatinya terlebih dahulu sebelum melanjutkan dengan kehamilan.

  • Rutin menjalani cek kesehatan dan kehamilan

Ibu hamil sangat dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin agar dokter dapat memantau pertumbuhan janin secara berkala. Dalam situs Departemen Kesehatan RI disebutkan setiap ibu hamil perlu menjalani pemeriksaan kehamilan atau antenatal care minimal 4 kali selama masa kehamilan; 1 kali pemeriksaan pada trimester pertama, 1 kali pemeriksaan pada trimester kedua, dan 2 kali pemeriksaan pada trimester ketiga.

  • Berhati-hati dalam mengkonsumsi obat selama kehamilan

Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat apa pun, termasuk yang dijual bebas. Konsumsi makanan bergizi seimbang dan jauhi asupan yang dapat menghambat kehamilan.

Selain melakukan berbagai upaya pencegahan penyakit jantung bawaan, Anda perlu memiliki asuransi kesehatan yang dapat melindungi Anda dan keluarga dari risiko kerugian finansial. Asuransi kesehatan dapat membantu meringankan beban finansial Anda saat Anda harus berobat, baik karena penyakit ringan seperti flu hingga penyakit yang lebih berat yang menuntut Anda untuk menjalani rawat inap.

Pastikan Anda membeli produk asuransi kesehatan dari perusahaan asuransi yang terpercaya. PFI Mega Life adalah perusahaan asuransi ternama yang menyediakan berbagai solusi dan produk asuransi untuk memenuhi kebutuhan perlindungan bagi Anda dan keluarga Anda.

Mega Hospital Investa adalah produk asuransi kesehatan dari PFI Mega Life. Mega Hospital Investa memberikan perlindungan maksimal bagi Anda berupa manfaat santunan harian rawat inap, pengembalian premi (no-claim bonus), dan santunan meninggal dunia. Manfaat santunan rawat inap diberikan karena sakit atau kecelakaan, dan santunan rawat inap ICU/ICCU. Santunan meninggal dunia diberikan karena sakit dan kecelakaan.

Jangan biarkan hal-hal tak terduga merusak berbagai hal yang sudah Anda persiapkan selama ini. Lindungi mimpi dan masa depan Anda dengan perlindungan maksimal dari PFI Mega Life.

Berikan komentar anda

TERIMA KASIH TELAH MENGHUBUNGI KAMI lang

Kami akan meninjau dan mengkonfirmasi komentar Anda lang