Kanker merupakan satu dari tiga penyakit kritis dengan jumlah kematian paling tinggi di Indonesia setelah penyakit jantung dan stroke. Penyakit kanker banyak memakan korban meninggal karena kebanyakan baru terdeteksi saat sudah memasuki stadium lanjut sehingga sulit disembuhkan.
Dalam situs web Detik, Dr dr Andhika Rachman SpPD dari RS Kanker Dharmais, menjelaskan faktor penyebab kanker adalah keturunan dan lingkungan. Peluang Anda untuk bisa terkena kanker masih rendah jika belum ada kesesuaian antara faktor keturunan dan lingkungan.
Menurut dokter Andhika, faktor lingkungan berperan lebih besar dalam menentukan pertumbuhan sel kanker di tubuh seseorang dibandingkan faktor keturunan atau genetik. Perbandingan kasar faktor lingkungan (acquired) dan faktor keturunan (congenital) penyebab kanker, menurut dokter Andhika, sekitar 80 dan 20%. Karena itu, setiap orang, terutama wanita, perlu melindungi diri dari risiko penyakit kanker dengan memiliki asuransi kanker.
Data dari World Cancer Research Fund (WCRF) 2018 menunjukkan ada sekitar 18 juta kasus penyakit kanker di tahun 2018. Dari jumlah itu, sebanyak 9,5 juta kasus menyerang pria, dan 8,5 juta kasus menyerang wanita. Berikut lima jenis penyakit kanker yang paling banyak menyerang wanita.
1. Kanker Payudara
Kanker payudara adalah jenis penyakit kanker yang paling banyak menyerang wanita di seluruh dunia. Menurut data WCRF, sekitar 25,4% diagnosis kanker baru pada 2018 adalah kanker payudara. Peluang tiap wanita untuk terkena kanker payudara adalah 1:8. Di Indonesia, sebagian besar kasus kanker yang ditemukan adalah kanker payudara, yaitu 58.256 kasus atau 16,7% dari total 348.809 kasus kanker.
Berikut faktor risiko penyebab kanker payudara:
1. Berjenis kelamin wanita. Kanker payudara dapat menyerang pria maupun wanita. Namun, risiko kemunculan penyakit ini 100 kali lebih besar pada wanita dibandingkan pada pria.
2. Usia. Pertambahan usia turut meningkatkan risiko kemunculan kanker payudara. Risiko kanker payudara lebih besar terutama pada wanita yang sudah mengalami menopause (berusia di atas 50 tahun).
3. Mutasi gen. Wanita yang memiliki mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 berisiko lebih besar untuk mengidap kanker payudara dan kanker ovarium. Mutasi gen ini bersifat bawaan atau keturunan.
4. Riwayat reproduksi. Wanita yang mengalami menstruasi pada usia di bawah 12 tahun dan mengalami menopause di atas usia 55 tahun “terekspos” pada hormon estrogen lebih lama. Kondisi tersebut membuat mereka berisiko untuk terkena kanker payudara.
5. Payudara padat. Pada perempuan dengan payudara yang padat, terdapat lebih banyak jaringan ikat dibandingkan jaringan lemak. Kondisi itu membuat deteksi dini kanker dengan alat mamografi menjadi lebih sulit.
6. Riwayat kanker payudara atau kanker jenis lain. Wanita yang sebelumnya pernah menderita kanker payudara cenderung akan mengalaminya lagi. Risiko Anda juga makin tinggi bila ada anggota keluarga langsung, baik wanita maupun pria, yang pernah menderita kanker payudara.
7. Pernah menjalani terapi radiasi. Wanita yang pernah menjalani terapi radiasi di bagian dada atau payudara (seperti perawatan untuk penyakit limfoma Hodgkin atau kanker getah bening) pada usia di bawah 30 tahun menyimpan risiko terkena kanker payudara.
Langkah-langkah pencegahan kanker payudara:
1. Menjaga berat badan tetap ideal. Berat badan berlebih dapat memperbesar risiko kemunculan kanker payudara. Alasannya, orang dengan kondisi berat badan berlebih memiliki jaringan lemak lebih banyak yang dapat meningkatkan kadar estrogen di tubuh.
Anda dapat menjaga berat badan tetap ideal dengan rajin berolahraga dan mengonsumsi makanan alami dan minim olahan dan jauhi makanan berlemak tinggi dan minuman yang mengandung alkohol.
2. Jauhi rokok. Banyak bukti yang menemukan adanya kaitan antara kebiasaan merokok dengan risiko kanker payudara, terutama pada wanita pramenopause.
3. Menyusui. Menyusui bayi setelah melahirkan dapat menurunkan risiko wanita dari kanker payudara. Menurut laporan dari American Institute for Cancer Research (AICR) dan WCRF, menyusui membuat wanita tidak langsung kembali menstruasi sehingga estrogen di tubuhnya tidak terlalu aktif.
2. Kanker Serviks
Setelah kanker payudara, jenis penyakit kanker terbanyak kedua di Indonesia adalah kanker serviks. Menurut data Global Cancer Observatory 2018 dari World Health Organization (WHO), terdapat 32.469 kasus kanker serviks atau 9,3% dari total kasus kanker di Indonesia. Rata-rata kematian akibat kanker serviks adalah 13,9 orang per 100.000 penduduk.
Berikut faktor risiko penyebab kanker serviks:
1. Infeksi human papillomavirus (HPV)
Sebagian besar kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV. Virus ini dapat menginfeksi sel-sel di permukaan kulit dan alat kelamin, anus, dan mulut dan tenggorokan. HPV menular lewat kontak antarkulit, salah satunya melalui aktivitas seksual.
2. Menderita penyakit menular seksual
Infeksi HPV bisa muncul bersamaan dengan penyakit menular seksual. Karena itu, wanita yang pernah atau sedang menderita penyakit menular seksual, seperti kutil kelamin, klamidia, gonore, atau sifilis, memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker serviks. Berganti-ganti pasangan juga dapat memperbesar risiko Anda untuk terinfeksi HPV.
3. Kebiasaan merokok
American Cancer Society menyebutkan jika wanita yang merokok memiliki risiko dua kali lebih besar dibandingkan wanita yang tidak merokok untuk terkena kanker serviks. Dikutip dari situs lembaga tersebut, sejumlah penelitian menemukan keberadaan produk sampingan tembakau di lendir serviks wanita perokok.
Para peneliti meyakini zat tersebut merusak DNA sel serviks dan berkontribusi terhadap perkembangan kanker serviks. Lebih dari itu, merokok membuat sistem kekebalan tubuh melemah, termasuk dalam melawan infeksi HPV.
4. Penggunaan alat kontrasepsi oral dalam jangka waktu panjang
Terdapat bukti penggunaan alat kontrasepsi oral atau pil KB dalam jangka waktu yang panjang meningkatkan risiko munculnya kanker serviks. Berita baiknya, risiko ini dapat berkurang bila Anda menghentikan penggunaan pil KB. Sebagai alternatif, Anda dapat menggunakan alat kontrasepsi non-hormonal, seperti IUD.
5. Hamil di usia muda
Wanita yang pernah hamil dan melahirkan di usia di bawah 20 tahun memiliki kemungkinan untuk terkena kanker serviks pada saat dewasa. Perbedaan risiko ini bila dibandingkan dengan wanita yang melahirkan pertama kali pada usia di atas 25 tahun.
Langkah-langkah pencegahan kanker serviks:
1. Rutin melakukan tes pap smear. Tes ini merupakan langkah pencegahan pertama dari kanker serviks. Melalui tes pap smear, dokter dapat melihat apakah di serviks Anda terdapat sel yang bersifat abnormal (prakanker). Bila terdeteksi sejak dini, Anda dapat melakukan penanganan lebih cepat sehingga peluang untuk sembuh pun lebih tinggi. Tiap wanita yang sudah berusia 21 tahun disarankan untuk melakukan tes pap smear setidaknya tiga tahun sekali.
2. Vaksinasi HPV. Cara kedua untuk melindungi diri dari risiko kanker serviks adalah melakukan vaksinasi HPV. Vaksinasi ini paling efektif membantu wanita yang belum pernah terinfeksi HPV. Vaksinasi HPV dapat diberikan kepada anak perempuan mulai dari usia 11 atau 12 tahun dan maksimal 26 tahun.
3. Kanker Kolorektal
Kanker ini tumbuh di usus besar (kolon) dan rektum. Dikutip dari situs Everyday Health, risiko seorang wanita untuk terkena penyakit ini adalah 1:24. Pertumbuhan sel kanker di usus besar diperkirakan berlangsung selama 10-15 tahun. Kanker ini umumnya menyerang mereka yang berusia di atas 50 tahun.
Berikut faktor risiko penyebab kanker kolorektal:
1. Kelebihan berat badan atau obesitas
2. Jarang beraktivitas fisik atau berolahraga
3. Konsumsi daging merah dan daging olahan yang cukup tinggi
4. Kebiasaan merokok
5. Sering mengonsumsi minuman beralkohol
6. Pernah menderita penyakit radang usus
7. Riwayat keluarga penderita kanker kolorektal atau polip
8. Menderita diabetes tipe 2
Langkah-langkah pencegahan kanker kolorektal:
1. Kurangi konsumsi daging merah dan daging olahan
2. Perbanyak asupan makanan alami seperti buah-buahan dan sayuran
3. Lakukan skrining mulai usia 45 tahun, yang terdiri atas:
1. Pemeriksaan tinja, setiap 1 tahun
2. Kolonoskopi, setiap 10 tahun
3. CT scan perut, setiap 5 tahun
4. Kanker Rahim
Kanker rahim disebut juga dengan kanker endometrium. Kasus kejadian kanker rahim berkisar 7% dari total seluruh kanker, dan kasusnya lebih banyak dibandingkan kanker serviks. Penyakit ini kebanyakan menyerang wanita berusia di atas 40 tahun. Jumlah wanita yang meninggal akibat kanker rahim sebesar 4% dari total kematian wanita akibat kanker. Risiko seorang wanita untuk terkena kanker rahim adalah 1:36.
Berikut faktor risiko penyebab kanker rahim:
1. Pola makan tinggi lemak atau kalori
2. Berusia di atas 50 tahun
3. Menderita diabetes
4. Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
5. Mulai menstruasi terlalu dini atau menopause terlambat
6. Memiliki kerabat dengan riwayat kanker rahim atau kanker kolorektal
7. Memiliki riwayat kanker payudara atau kanker indung telur
8. Menjalani hormone replacement therapy
9. Menderita hiperplasia endometrium (pertumbuhan berlebih pada jaringan endometrium)
Langkah-langkah pencegahan kanker rahim:
1. Mengontrol kadar gula darah
2. Menjaga berat badan ideal
3. Menggunakan pil KB kombinasi, bukan hanya estrogen
5. Kanker Paru
Kanker paru merupakan kanker dengan korban meninggal paling banyak di Indonesia. Jumlah kematian akibat kanker paru pada 2018 mencapai 26.095. Kanker paru paling mematikan karena pada stadium awal cenderung tidak memperlihatkan gejala khusus.
Dikutip dari situs Everyday Health, sekitar 12% kasus kanker yang menyerang wanita adalah kanker paru. Jumlah wanita penderita kanker paru yang meninggal pun sangat banyak, yaitu mencapai 80% (pada pria sebesar 90%).
Berikut faktor risiko penyebab kanker paru:
1. Kebiasaan merokok
2. Perokok pasif
3. Memiliki kerabat yang menderita kanker paru
4. Tinggal atau bekerja di lingkungan yang tercemar zat kimia berbahaya, seperti asbes, kromium, nikel, arsenik, radon, jelaga, atau tar
5. Sering terpapar polusi udara
6. Pernah menjalani radioterapi
Langkah-langkah pencegahan kanker paru:
1. Tidak merokok dan menjauhi asap rokok
2. Gunakan alat pelindung dari paparan bahan kimia berbahaya
3. Perbanyak konsumsi buah dan sayur, serta hindari mengonsumsi suplemen vitamin dalam dosis besar
4. Berolahraga secara teratur selama 30 menit tiap hari
Melihat besarnya risiko tiap perempuan terhadap kanker, Anda perlu memiliki perlindungan khusus dari risiko tersebut. Selain mempraktikkan langkah-langkah pencegahan terhadap kanker, Anda juga perlu memiliki asuransi kesehatan yang dapat memberikan ketenangan sehingga Anda dapat fokus beraktivitas dan meraih mimpi. Lindungi diri Anda dengan asuransi kanker dari PFI Mega Comforta. Sebagai antisipasi risiko penyakit berbahaya, PFI Mega Comforta menawarkan benefit yang tidak sedikit.