Proteksi

Seluk Beluk Biaya Pengobatan Penyakit Kritis di Indonesia

PFI Mega Life
02 Mar 2020
Proses pengobatan penyakit kritis membutuhkan waktu yang panjang dan biaya besar. Begini seluk beluk biaya pengobatan penyakit kritis yang sebaiknya Anda ketahui

Di Indonesia, penyebab kematian masyarakat tertinggi adalah penyakit kritis. Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan, sebanyak 35% kematian di Indonesia disebabkan penyakit kardiovaskular (di antaranya penyakit jantung, stroke, hipertensi) dan 12% disebabkan kanker.


Tingginya angka kematian akibat penyakit kritis ini tentu mengkhawatirkan. Apalagi, biaya pengobatan untuk menyembuhkan penyakit kritis bisa mencapai ratusan juta rupiah. Tanpa perlindungan finansial yang baik, Anda berisiko jatuh bangkrut akibat harus mengeluarkan biaya sangat besar untuk pengobatan penyakit kritis. Anda dapat terhindar dari kebangkrutan bila sudah memiliki asuransi penyakit kritis, atau mempersiapkan diri dengan investasi menguntungkan.


Pengertian investasi bisa bermacam-macam. Bagi founder dan CEO Finansialku, Melvin Mumpuni, investasi adalah cara untuk mempercepat mewujudkan tujuan-tujuan keuangan. Dengan kata lain, pengertian investasi menurut Melvin adalah “kendaraan” yang dibutuhkan untuk membantu mewujudkan keuangan.


Dalam konteks penyakit kritis, memiliki asuransi penyakit kritis merupakan “kendaraan” yang Anda butuhkan untuk melindungi diri dari risiko kekacauan finansial, atau bahkan jatuh bangkrut, akibat harus membayar pengobatan penyakit kritis yang sangat besar. Tanpa “kendaraan” tersebut, Anda akan kelimpungan saat mendapat musibah penyakit kritis.


Besarnya Biaya Pengobatan Penyakit Kritis


Sebenarnya, masalah kesehatan yang termasuk dalam kelompok penyakit kritis sangat banyak, yaitu hampir berjumlah 100. Namun, tiga penyakit kritis yang paling banyak menyebabkan kematian adalah penyakit jantung, kanker, dan stroke. Selain itu, ada penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).


Kemajuan teknologi, termasuk di bidang medis, telah memungkinkan deteksi dini berbagai penyakit, termasuk yang sifatnya kritis. Dengan deteksi dini, penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan peluang untuk sembuh pun lebih besar. Kemajuan teknologi di bidang medis juga membantu penanganan berbagai penyakit kritis. Hanya saja, biaya untuk menjalani proses tersebut memang tidak sedikit.  


Di berbagai negara, biaya pengobatan penyakit kritis memang tidak kecil. Namun, biaya pengobatan penyakit kritis di Indonesia termasuk paling mahal di kawasan Asia Tenggara. Berikut ilustrasi pengeluaran biaya untuk pengobatan penyakit kritis di Indonesia.


 
1. Penyakit Jantung


o    Biaya pengecekan jantung sekitar Rp 3,7-4 juta. Pasien penyakit jantung tentu membutuhkan pengecekan jantung berkali-kali sehingga biaya pengecekannya pun bisa berlipat-lipat.

o    Biaya pemasangan ring jantung (alat untuk mengatasi penyumbatan pembuluh darah di jantung) antara Rp 50-100 juta. Terkadang, pasien penyakit jantung membutuhkan pemasangan lebih dari satu ring. Ini tentu membuat biayanya jadi jauh lebih besar.

o    Biaya operasi bypass jantung (tindakan untuk mengatasi penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah arteri koroner) antara Rp 150-300 juta.

o    Selain itu, ada biaya perawatan seperti konsultasi dokter, obat, rawat inap (bila perlu), dan pemeriksaan lainnya.

2. Kanker

o    Salah satu cara mendeteksi kanker adalah menggunakan alat yang disebut Positron Emission Tomography atau biasa disingkat PET-scan. Biaya untuk sekali PET-scan lebih dari Rp 10 juta.

o    Biaya kemoterapi (pengobatan untuk menghentikan atau menghambat pertumbuhan sel kanker) bervariasi karena tergantung jenis dan stadium kanker yang diderita. Kisaran biaya kemoterapi di Indonesia di atas Rp 2 juta untuk sekali siklus. Pasien kanker biasanya perlu menjalani lebih dari satu siklus kemoterapi.

o    Total biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan penyakit kanker umumnya lebih dari Rp 100 juta.

o    Besarnya biaya yang harus dikeluarkan seseorang untuk pengobatan kanker bisa menimbulkan racun atau disebut financial toxicity, yaitu efek samping pengobatan kanker terhadap kondisi keuangan seorang pasien. 

Financial toxicity bisa berupa stres atau mengalami kerugian keuangan karena biaya pengobatan. Studi yang dilakukan dua peneliti dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya terhadap pasien dan penyintas kanker di Indonesia menemukan, financial toxicity akan mendorong pasien dan penyintas kanker untuk melakukan tindakan yang nekat atau berisiko. Ini karena seseorang yang memiliki kemungkinan kehilangan segala-galanya akibat penyakit yang ia derita akan cenderung berpikir “Saya bisa kehilangan apa lagi?”.

Biaya pengobatan penyakit kritis selalu mengalami kenaikan melebihi rata-rata pendapatan masyarakat. Biaya pengobatan dan harga obat penyakit kritis selalu meningkat karena mengikuti inflasi dan kemajuan teknologi. Semakin canggih alat yang digunakan atau semakin bagus jenis obatnya, harganya akan semakin mahal.

Faktor-faktor yang Menyebabkan Timbulnya Penyakit Kritis

1. Kebiasaan merokok
2. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
3. Kurang olahraga
4. Asupan garam berlebih
5. Gula darah tinggi
6. Obesitas
7. Riwayat penyakit keluarga
8. Stres berlebih

Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) Kementerian Kesehatan 2018 memperlihatkan, prevalensi penyakit tidak menular (termasuk penyakit kritis) meningkat dibandingkan laporan pada 2013. Stroke disebut sebagai penyakit yang mengalami peningkatan paling tinggi, yaitu dari 7% menjadi 10,9%.
Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9% menjadi 8,5%. Hasil pengukuran tekanan darah memperlihatkan hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1%.

Bertahun-tahun lalu, penyakit kritis umumnya menyerang para lanjut usia (lansia). Namun, sekarang penyakit kritis juga banyak dialami kalangan muda yang masih dalam kelompok usia produktif.  Menurut para ahli kesehatan, bergesernya tren kemunculan penyakit kritis pada kalangan lebih muda ini disebabkan berubahnya gaya hidup.

Saat ini, akses terhadap makanan cepat saji sangat mudah. Selain itu, padatnya kesibukan sehari-hari membuat banyak orang menjadi jarang berolahraga, kurang tidur, dan cenderung abai terhadap makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Bila termasuk orang yang memiliki gaya hidup seperti ini, sebaiknya evaluasi kembali rutinitas Anda. Segera ubah kebiasaan-kebiasaan yang meningkatkan risiko terhadap penyakit kritis.

Langkah-langkah untuk Melindungi Diri dari Risiko Penyakit Kritis

Upaya melindungi diri dari risiko penyakit kritis harus dilakukan secara menyeluruh. Ada dua tindakan mendasar yang perlu Anda lakukan untuk melindungi diri dari risiko penyakit kritis. Keduanya merupakan bentuk investasi menguntungkan yang dapat melindungi Anda dari risiko penyakit kritis.

1. Gaya Hidup Sehat

•    Jalani pola makan seimbang. Kurangi konsumsi makanan siap saji dan perbanyak asupan yang bergizi seimbang, seperti sayuran, daging segar, dan buah-buahan. Mengonsumsi makanan yang lebih alami dan minim olahan dapat memberikan lebih banyak nutrisi bagi tubuh. Makanan cepat saji atau yang melalui proses pengolahan yang panjang biasanya sudah ditambahkan pengawet, zat perisa, dan zat kimiawi lain yang bisa meninggikan risiko munculnya sejumlah penyakit.

•    Olahraga teratur. Kegiatan ini dapat menjaga berat badan tetap normal, menjaga kesehatan organ-organ kardiovaskular maupun mental, memperkuat tulang dan otot, memperbaiki kualitas tidur, mengendalikan diabetes, serta menurunkan hipertensi.
Pilih jenis olahraga favorit Anda dan lakukan beberapa kali dalam seminggu. Dalam situs web Alodokter disebutkan, berjalan cepat selama 1-2 jam per minggu, atau sekitar 15-20 menit per hari, dapat menurunkan risiko berbagai penyakit.

•    Tidur cukup. Banyak orang meremehkan pentingnya waktu tidur yang cukup. Padahal, memenuhi waktu tidur yang cukup, minimal delapan jam per hari, dapat memberikan segudang manfaat bagi kesehatan Anda. Mulai dari mengontrol berat badan agar tetap normal, menurunkan risiko stres, memperkuat sistem kekebalan tubuh, mengendalikan nafsu makan, meningkatkan suasana hati, dan melindungi diri dari risiko berbagai penyakit. Saat Anda tidur pada malam hari, tubuh mengalami proses pemulihan agar keesokan hari dapat kembali segar untuk beraktivitas.

•    Kelola stres. Stres tidak bisa dihindari, tetapi bisa dikelola. Pilih kegiatan yang Anda sukai untuk membuat diri rileks, terutama bila mengalami banyak tekanan dan stres dalam keseharian. Contoh kegiatan yang bisa membuat rileks adalah memanjakan diri ke salon, traveling, meditasi, atau sekadar berkumpul dan dengan sahabat. 


Berolahraga juga bisa membantu menurunkan level hormon penyebab stres. Pola makan sehat juga bisa membantu menjauhkan stres. Ini karena Anda tidak akan khawatir dengan berat badan yang bertambah atau meningkatnya risiko penyakit karena asupan makan lebih terjaga.

2. Miliki Asuransi Penyakit Kritis

Setiap upaya penanganan penyakit pasti memiliki dampak finansial. Survei dari MarkPlus menunjukkan, enam dari sepuluh orang Indonesia tidak siap menghadapi dampak finansial akibat harus membiayai pengobatan penyakit kritis. Sebagaimana ditemukan dalam studi oleh para peneliti di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, mereka yang menderita penyakit kritis cenderung melakukan tindakan yang nekat atau berisiko.

Untuk menghindari hal buruk itu terjadi, Anda perlu memiliki asuransi penyakit kritis untuk memberikan perlindungan dari sejumlah risiko finansial yang muncul akibat pengobatan penyakit kritis. Memiliki asuransi penyakit kritis merupakan salah satu bentuk investasi yang menguntungkan untuk melindungi diri maupun keluarga dari kekacauan finansial bila salah satu anggota keluarga mendapat diagnosis penyakit kritis.

Jangan sampai sudah jatuh tertimpa tangga. Selain harus menjalani proses pengobatan dan pemulihan yang panjang, Anda pun harus menguras tabungan dan segala kekayaan untuk membiayainya. Siapkan perlindungan dari risiko penyakit kritis sedini mungkin.

Segera miliki asuransi penyakit kritis seperti yang disediakan PFI Mega Life. Asuransi penyakit kritis dari PFI Mega Life akan memberikan uang pertanggungan kepada pemegang polis, jika tertanggung pertama kali mendapat diagnosis dari salah satu penyakit kritis berikut:


1. Infark miokard
2. Penyakit pembuluh darah arteri koroner yang membutuhkan operasi bypass
3. Operasi penggantian katup jantung
4. Stroke
5. Kanker
6. Gagal ginjal
7. Gagal hati
8. Koma
9. Transplantasi organ tubuh utama
10. Luka bakar hebat 20% dari luas permukaan tubuh

Tidak ada orang yang ingin menderita penyakit, apalagi yang tergolong kritis. Namun, setiap orang memiliki tingkat risiko berbeda terhadap penyakit. Memiliki asuransi merupakan bentuk investasi menguntungkan untuk melindungi diri dari risiko finansial akibat musibah penyakit kritis.

Asuransi penyakit kritis dari PFI Mega Life memberikan masa perlindungan maksimal sampai usia 60 tahun. Santunan penyakit kritis yang diberikan PFI Mega Life kepada tertanggung berjumlah 100%. Anda dapat menggunakan santunan penyakit kritis ini untuk membayar biaya lain di luar pengobatan yang tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan. Misalnya, biaya transportasi, menginap, serta fasilitas nonmedis seperti makanan khusus .

Jadi, tunggu apa lagi? Segera miliki perlindungan penting dari penyakit kritis ini!

Berikan komentar anda

TERIMA KASIH TELAH MENGHUBUNGI KAMI lang

Kami akan meninjau dan mengkonfirmasi komentar Anda lang